Komisi VI DPR Rapat Virtual Bareng Buwas cs, Ini Hasilnya

Komisi VI DPR Rapat Virtual Bareng Buwas cs, Ini Hasilnya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 20 Apr 2020 17:10 WIB
Pekerja menata stok beras di Gudang Bulog Sub Drive  Serang, Banten, Jumat (3/4/2020). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyatakan stok beras saat ini sebanyak 1,65 juta ton beras medium dan 170 ribu ton beras, cukup untuk  kebutuhan puasa hingga lebaran. Stok beras akan bertambah sekitar 1,7 juta ton lagi dari hasil serapan gabah petani pada puncak masa panen bulan April-Mei. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pras.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Jakarta -

Rapat Komisi VI DPR RI dengan BUMN pangan membahas pasokan di tengah pandemi Corona menghasilkan 11 kesimpulan. Rapat yang digelar secara virtual ini berlangsung dari pukul 11.30 hingga pukul 15.00 WIB.

Hadir dalam rapat di antaranya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Direktur Utama PT RNI (Persero) Eko Taufik.

Kesimpulan rapat dibacakan Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima, Senin (20/4/2020). Ada pun kesimpulan rapat, pertama, Komisi VI DPR RI meminta Perum Bulog, PT RNI, PT Berdikari, PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) untuk segera menyusun strategi antisipasi kelangkaan bahan pangan akibat dampak pandemi COVID-19 dan penerapan PSBB di beberapa wilayah Indonesia, khususnya daerah rawan terdampak pandemi yang perlu diprioritaskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, Komisi VI DPR RI meminta Perum Bulog, PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero) untuk melakukan pemetaan serta membuat simulasi dampak COVID-19 terhadap ketersediaan pangan di Indonesia baik ringan, menengah maupun berat.

Ketiga, Komisi VI DPR RI meminta Perum Bulog, PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero) memastikan kecepatan dan ketepatan distribusi bahan pangan dan barang kebutuhan pokok lainnya dalam kondisi PSBB yang sedang berlangsung.

ADVERTISEMENT

Keempat, Komisi VI DPR RI mendorong Perum Bulog, PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero) untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menyerap dan menggunakan anggaran tambahan dalam penyediaan sembako dan kebutuhan pokok yang diatur dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

Kelima, Komisi VI DPR RI meminta BUMN bidang pangan untuk membuat analisa yang tepat jangka pendek, menengah dan panjang untuk menghitung berapa kebutuhan pangan dalam negeri dengan cara mengoptimalkan produksi bahan pangan dalam negeri sebelum melakukan impor.

Keenam, Komisi VI DPR RI mendorong Perum Bulog, PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero) untuk berpartisipasi secara aktif dalam program stimulus pemerintah meningkatkan keterlibatan UMKM dalam kegiatan usaha, produksi, dan bahan kebutuhan pokok di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Ketujuh, Komisi VI DPR RI meminta Perum Bulog, PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero) untuk melakukan berbagai terobosan dalam mengatur kegiatan operasional di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Kedelapan, Komisi VI DPR RI meminta Perum Bulog dan PT RNI (Persero) untuk segera mengatasi kelangkaan gula dan menjaga stabilitas harga yang disebabkan oleh kesulitan impor raw material gula dan faktor permainan distribusi.

Kesembilan, Komisi VI DPR RI meminta PT Pertani (Persero) dan PT Sang Hyang Seri (Persero) untuk memastikan distribusi benih berjalan baik di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Kesepuluh, Komisi VI DPR RI meminta RNI sebagai koordinator klaster pangan BUMN untuk melakukan pemetaan dan antisipasi kelangkaan pangan, baik dalam hal ketahanan pangan (impor) maupun kedaulatan pangan (penanaman masif dan penyiapan bahan pangan alternatif). Termasuk melakukan inovasi maupun penggalangan pendanaan pemerintah dari sumber keuangan lainnya.

Terakhir, Komisi VI DPR RI meminta BUMN pangan untuk memberikan jawaban secara tertulis dalam waktu paling lama 10 hari kerja atas pertanyaan anggota komisi.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads