Ekonomi Korea Selatan baru saja mencatat kontraksi terburuk sejak resesi hebat karena pandemi virus Corona. Penyebaran COVID-19 di dunia menekan perekonomian berbagai negara. Termasuk ekonomi Korea Selatan yang mengalami kontraksi terparah sejak krisis keuangan pada 2008 lalu.
Mengutip CNN lemahnya ekonomi Korea Selatan ini terjadi akibat permintaan konsumen dan ekspor yang merosot. Pada periode Januari-Maret 2020 ekonomi Korsel menurut Bank of Korea tercatat menyusut 1,4% dibandingkan kuartal keempat 2019.
Kontraksi ekonomi ini terjadi karena permintaan konsumen turun 6,4% dibandingkan kuartal sebelumnya, kemudian ekspor turun 2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korsel adalah salah satu negara yang warganya positif COVID-19. Namun sejak awal Maret 2020 infeksi harian tercatat mengalami perlambatan. Korea Selatan mencatatkan 238 pasien meninggal dan 10.700 kasus positif.
Pemerintah Korsel merupakan yang paling gencar melakukan tes massal untuk menekan penyebaran COVID-19 ini. Para ahli menyebut penurunan kasus Corona di Korsel terjadi karena langkah cepat pemerintah dan ini patut ditiru oleh negara-negara lain.
Namun ekonomi Korsel masih akan dibayangi oleh pandemi ini. Ekonom Capital Economics kawasan Asia Alex Holmes mengungkapkan penurunan ekspor ini akan memukul perekonomian Korea Selatan. "Lockdown yang terjadi sangat mengganggu permintaan dan mengguncang ekonomi Korea yang berorientasi ekspor," kata dia.
Dia menjelaskan konsumsi domestik belum akan pulih pada kuartal I tahun ini. Hal tersebut karena orang-orang masih melakukan social distancing. Bahkan investasi juga diprediksi mengalami penurunan dan prospek ekonomi ke depan bisa lebih pesimis.
Capital Economics memprakirakan ekonomi Korsel akan kontraksi hingga 6% pada kuartal II dibandingkan kuartal sebelumnya dan akan menyusut 3% pada periode keseluruhan 2020.
Baca juga: Delta Rugi Rp 8 Triliun Gara-gara Corona |
(kil/fdl)