8 Miliuner Punya Tips Fokus dan Produktif Bekerja Saat Corona

8 Miliuner Punya Tips Fokus dan Produktif Bekerja Saat Corona

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 24 Apr 2020 09:25 WIB
WFH
Ilustrasi Foto: shutterstock
Jakarta -

Penyebaran virus Corona yang masif, membuat banyak perusahaan menerapkan karyawan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Harapannya karyawan tetap produktif selama WFH.

Bagi sebagian orang bisa WFH adalah sesuatu yang diimpikan. Namun, masih banyak yang tidak terbiasa WFH yang menjadi tantangan tersendiri selama bekerja.

Melansir dari CNBC, Jumat (24/4/2020). Para miliarder dan pebisnis kelas dunia memberikan tips bagaimana tetap fokus produktif bekerja selama pandemi virus Corona.

Tony Fadell

Tony Fadell adalah pendiri Nest, sebuah anak usaha Google yang memasarkan produk elekronik dan juga perancang utama untuk iPod dan iPhone. Selama pandemi Corona Tony mengaku tetap menjaga fokus pada dirinya dengan tetap berolahraga dan menjauhkan dirinya dari telekomunikasi pekerjaan saat berolahraga.

Saat bekerja Tony juga berusaha menghindarkan diri dari smartphone-nya yang dia rasa cukup mengganggu konsentrasinya saat bekerja.

"Salah satu cara paling sederhana saya melawan gangguan dan menghilangkan stres adalah dengan berolahraga atau berjalan-jalan. Saya kadang-kadang bermeditasi selama berjalan-jalan, yang membantu saya menemukan solusi saat kesulitan bekerja," kata Tony.

Gretchen Carlson


Termasuk dari 100 wanita paling berpengaruh di dunia menurut majalah Time, selama masa karantina untuk menjauhkan dari stres Carlson menentukan tempat yang tenang dan menulis semua yang dia akan lakukan.

Menurut Carlson, dengan mencatat apa yang akan dia lakukan membuat dirinya mudah untuk mencapainya.

"Setiap kali saya merasa terganggu, saya menemukan tempat yang tenang dan menuliskan semua yang perlu saya lakukan," ujar Carlson

Holly Parker


Pendiri dan CEO Tim The Holly Parker di Douglas Elliman dan pemenang penghargaan dengan penjualan lebih dari US$ 8 miliar, Parker senang membuat jadwal rencana pada rutinitasnya untuk menumbuhkan fokus saat bekerja. Untuk menjaga tubuhnya agar selaras dengan daya pikirnya, Parker rutin berolahraga dan meditasi.

Parker mengaku rencana yang dibuat biasanya 30 hingga 90 hari ke depan. Hal tersebut membantu dirinya tetap fokus dan terhindar dari penundaan saat bekerja. Rencana tersebut biasanya ditulis sebelum dirinya tidur.

"Sebagai seseorang dengan gangguan hiperaktif attention deficit, saya telah menemukan bahwa fokus membutuhkan rutinitas yang konsisten yang harus Anda rencanakan," kata Parker.


Bill Gerber

Pendiri AccountingDepartment.com, layanan akuntansi virtual menerapkan proses yang jelas untuk setiap tugasnya selama bekerja. Prinsip ini juga diterapkan pada perusahaannya.

Kami memiliki proses menguraikan secara tepat kapan dan bagaimana menyelesaikan setiap pengiriman. Membuat kalender per klien, proyek, dan aktivitas. Ini memastikan tidak ada yang lolos dari celah dan tidak kehilangan fokus," ungkap Gerber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut ke halaman berikutnya



Akemi Sue Fisher

Jutawan Amazon sekaligus CEO dan pendiri Love and Launch, menjadwalkan panggilan selama WFH 2 hingga 30 menit. Jadi, selama bekerja Fisher tidak memiliki waktu banyak untuk menerima panggilan. Hal tersebut dilakukan guna membantu dirinya tetap fokus dan produktif selama bekerja.

"Saat menerima panggilan, saya memastikan mereka hanya berlangsung antara dua dan 25 menit. Ini membuat saya tetap fokus pada agenda," ujar Fisher.

Tom Shieh

Memiliki terlalu banyak ide, tugas, dan gangguan. CEO Crimcheck ini menuliskan apa saja yang akan dilakukan. Untuk tetap fokus dan produktif Shieh memprioritaskan apa yang terlebih dahulu dikerjakan. Metode 'dumping otak' adalah cara meminimalkan seberapa banyak pikiran dan menjaga energi mental untuk hal-hal yang sangat penting saja.

"Jadi setiap pagi, saya menuliskan tiga prioritas utama saya. Jika pikiran atau tugas tambahan muncul sepanjang hari, saya menuliskannya sesuai prioritas,"

Judd Rosenblatt

Pendiri dan CEO AE Studio, sebuah firma konsultasi pengembangan data dan ilmu mengungkapkan istilah multitasking adalah mitos. Saat mencoba melakukan dua atau lebih sekaligus rasanya akan menghasilkan kualitas kerja yang buruk. Sebaiknya jangan lakukan banyak tugas sekaligus, rancang tugas dengan baik agar tetap fokus.

"Teknologi saat ini sering dirancang untuk mendorong kita melakukan banyak tugas, itulah sebabnya Anda membutuhkan struktur untuk melawan godaan," pungkas Rosenblatt.

Shaun Rawls,

Pendiri dan CEO Rawls Consulting ini berpendapat akuntabilitas adalah kunci untuk fokus. Untuk mencapai akuntabilitas dengan melatih produktivitas.



Simak Video "Heru Budi Imbau Pekerja untuk WFH saat Misa Paus Fransiskus di GBK"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads