Nggak Mau PHK Pegawai, Google Pilih Pakai Cara Ini

Nggak Mau PHK Pegawai, Google Pilih Pakai Cara Ini

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 24 Apr 2020 14:15 WIB
Google: WHO dan Pemerintah AS Jadi Target Serangan Phising
Foto: DW (News)
Jakarta - Google memangkas anggaran pemasarannya sebanyak 50% dan menangguhkan perekrutan karyawan baru pada paruh kedua tahun ini.

"Ada pemotongan anggaran dan penangguhan perekrutan terjadi di seluruh pemasaran dan di seluruh Google," kata Chief Executive Officer Google Sundar Pichai pada satu pesan kepada karyawannya. Dikutip dari CNBC, Jumat (24/4/2020).

Pichai mengungkapkan bahwa hal tersebut sebuah respons internal perusahaan dalam menghadapi hambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, yang telah mempengaruhi ekonomi global. Dia melaporkan terdapat dampak signifikan dari wabah COVID-19 terhadap anggaran di seluruh perusahaan Google.

Akibatnya, ada pergerakan drastis pada saham Google yang terjadi seminggu setelah Pichai mengatakan Google akan menarik kembali beberapa investasinya untuk sisa tahun ini di tengah krisis COVID-19. Saham Google bergerak turun hampir 2%.

Seorang juru bicara perusahaan membenarkan bahwa beberapa perusahaan Google akan memotong setengah anggaran pemasaran. Namun, tidak setiap unit usaha atau divisi akan terkena dampak penyesuaian tersebut karena masih dalam proses penyesuaian.

"Seperti yang kami uraikan pekan lalu, kami mengevaluasi kembali langkah rencana investasi kami untuk sisa tahun 2020 dan akan fokus pada sejumlah upaya pemasaran penting yang dipilih," kata juru bicara Google.

Sebelum pandemi, Google mengharapkan peningkatan pengeluaran pemasaran dari tahun sebelumnya. Perusahaan, yang membagi biaya pemasaran dan penjualan, menghabiskan US$ 18,46 miliar setara Rp 287 triliun (kurs Rp 15.500/ dolar US) untuk penjualan dan pemasaran pada tahun 2019.


Itu termasuk pengeluaran iklan dan promosi yang terkait dengan produk dan layanan serta kompensasi untuk karyawan dalam penjualan dan pemasaran. Tahun lalu, jumlah karyawannya setidaknya 15%. Selain itu, ada peningkatan biaya iklan dan promosi US$ 402 juta (Rp 6,2 triliun).

"Sama seperti krisis keuangan 2008. Seluruh ekonomi global sedang dirugikan pandemi Corona, dan Google serta Alphabet tidak kebal terhadap dampak pandemi global ini," tutup Pichai.




(ang/ang)

Hide Ads