Data Surplus Beras 6,4 Juta Ton Dipertanyakan DPR

Data Surplus Beras 6,4 Juta Ton Dipertanyakan DPR

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 30 Apr 2020 04:00 WIB
Direktur Utama Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), Budi Waseso mengungkapkan stok beras Bulog pada September 2019 mencapai 2,5 juta ton. Ia mengklaim jumlah tersebut cukup hingga tahun depan.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi memastikan panen beras di bulan April, Mei hingga Juni 2020 akan mencapai 10,56 juta ton, sementara kebutuhan 3 bulan 7,6 juta ton. Dengan demikian, panen dalam 3 bulan ini akan surplus 6,4 juta ton.

"Produksi selama April-Mei-Juni 10,56 juta ton, kebutuhan konsumsi 3 bulan 7,6 juta ton. Sehingga Surplus 6,4 juta ton," ungkap Suwandi dalam rapat dengar pendapat (RDP) virtual dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (29/4/2020).

Namun, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin dari fraksi PDIP mempertanyakan pernyataan tersebut. Sudin meminta Kementan menjabarkan data panen tersebut, tak hanya menyebutkan potensi surplus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saudara Dirjen, Anda yakin surplus 6,4 juta ton? Karena Anda harus bertanggung jawab, karena ini masalah nasional. Masalah perut rakyat. Sekali lagi pertanyaan saya tolong dijawab, Anda yakin?" tegas Sudin.

"Kami Komisi IV ingin penjelasan, wilayah mana saja yang dikatakan akan panen April-Mei-Juni," lanjut Sudin.

ADVERTISEMENT

Merespons pertanyaan itu, Suwandi menjabarkan panen raya ini berasal dari 18 provinsi dengan wilayah yang produksinya tertinggi di antaranya Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Banten.

"Kemudian sebaran panen dari data BPS per provinsi, yang paling besar baik April-Mei-Juni, Jawa Barat 293 ribu hektare (ha), Mei 258 ribu ha, dan Juni 109 ribu ha. Jawa Tengah April 293 ribu ha, Mei 196 ribu Ha, dan Juni 112 ribu ha. Kemudian Jawa Timur ini terluas 377 ribu ha, Mei 185 ribu Ha, dan Juni 70 ribu ha," papar Suwandi.

Selain itu, Suwandi memprediksi stok selama April-Juni akan surplus lebih dari 6,4 juta ton dengan memperhitungkan stok yang ada di pasar.

"Ini belum memperhitungkan stok yang ada di rumah tangga petani, stok di konsumen, maupun di hotel, restoran, kantor, maupun industri," imbuh Suwandi.

Namun, Sudin meminta diyakinkan lagi jika memang stok beras tiga bulan ini akan surplus dari hasil panen yang sudah dijabarkan tadi.

"Berarti surplusnya akan lebih dari 6,4 juta ton?" tanya Sudin kembali.

Suwandi menjawab, surplusnya akan lebih sedikit dari 6,4 juta ton. Kemudian, ia juga menuturkan daerah-daerah defisit beras antara lain Kepulauan Riau (Kepri), Bangka Belitung, Kalimatan Utara (Kaltara), Maluku, Maluku Utara, sebagian Papua, dan sebagian Papua Barat akan dipasok menggunakan sisa stok akhir Maret sebanyak 3,5 juta ton.

"Insyaallah, lebih sedikit dari itu. Karena belum memperhitungkan di konsumen, di petani, sehingga kondisi dari panen ini pasokan cukup. Distribusi belum merata dari provinsi-provinsi panen, sehingga yang merah ini memang kurang, sehingga Kepri, Kaltara, Maluku, Papua Barat, Bangka Belitung ini merah sehingga produksi rendah. Namun dengan BKP kemarin, stok beras di April yang tersebar 3,5 juta ton akhir Maret, itu tersebar di Jatim, Sulsel, Kaltim ini bisa memasok daerah-daerah merah untuk mengatur defisit," tutup Suwandi.



Simak Video "Video Mentan Lapor Prabowo Stok Beras Tertinggi dalam 23 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads