Sepanjang 2019, IPC terus menambah kedatangan kapal-kapal besar. Dalam sebulan minimal terdapat 8 kapal raksasa (mother vessel) berkapasitas di atas 10 ribu TEUs yang berlabuh di Tanjung Priok. Untuk menjaga trafik peti kemas, IPC juga akan memperbanyak rute pelayaran langsung (direct call) ke berbagai benua. Saat ini Tanjung Priok sudah melayani direct call ke Amerika, Eropa, Australia dan China.
Meskipun tren kenaikan laba bersih dipertahankan, Arif mengakui ada beberapa catatan untuk perbaikan kinerja perusahaan. Apalagi tahun ini terdapat pandemi COVID-19 yang tentunya sangat berpengaruh pada trafik peti kemas.
"Kondisi ini terjadi di hampir semua pelabuhan dunia. Namun kami akan tetap berupaya agar kinerja perusahaan terjaga," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode Januari-Februari 2020, terjadi penurunan throughput peti kemas sebesar 5,13%. Penurunan itu merupakan dampak langsung dari COVID-19. Penurunan arus peti kemas di dua bulan pertama 2020 sedikit tertahan pada periode Maret.
"Kita berharap pandemi global COVID-19 segera berlalu, dan aktivitas produksi, ekspor, maupun impor bisa bergerak naik," ujar Arif.
Sejak kuartal pertama 2020, IPC sudah merespons pelambatan ekonomi global dengan mengatur pelayanan yang efektif, yang tetap mengutamakan kualitas. Arif mencontohkan operasional di Terminal, di mana deployment diperhitungkan sesuai dengan jadwal kedatangan kapal.
"Operasional kepelabuhanan tetap berjalan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat secara umum," katanya.
Simak Video "Video: Ini Biang Kerok Kemacetan Parah di Tanjung Priok "
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)