AS Dihantui Ekonomi Terburuk Sepanjang Sejarah

AS Dihantui Ekonomi Terburuk Sepanjang Sejarah

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 01 Mei 2020 05:00 WIB
Nilai tukar rupiah pada Selasa (16/7/2013) pagi kembali bergerak melemah ke posisi Rp 10.010 per dollar AS seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Per hari ini rupiah melemah 20 poin sehingga menjadi Rp 10.010 dibanding posisi sebelumnya di Rp 9.990 per dollar AS. File/detikFoto.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Penyebaran virus Corona yang melanda banyak negara termasuk Amerika Serikat (AS). Virus yang belum ada vaksinnya ini telah berdampak besar terhadap laju ekonomi negeri Paman Sam ini. Gubernur The Fed, Jerome Powell menilai COVID-19 membuat ekonomi AS terburuk sepanjang sejarah.

"Kami akan melihat kondisi ekonomi yang lebih buruk di kuartal II. Ada konsekuensi langsung dari penyakit dan tindakan yang kami ambil untuk melindungi diri dari virus itu," kata Powell seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/4/2020).

Powell menilai pemulihan ekonomi AS akan berjalan panjang. Ekonomi AS akan mulai bangkit secara signifikan pada kuartal III atau ketika bisnis kembali dibuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan memasuki fase baru dan kami mungkin baru mulai melakukan itu. Kami akan memulai langkah-langkah social distancing secara bertahap di berbagai bagian negara, selama periode ini ekonomi akan pulih," jelasnya.

Dampak Corona sangat nyata bagi ekonomi AS, terbukti dari angka pengangguran di Amerika Serikat berada di level 14% atau melonjak signifikan setelah 50 tahun. Tingkat pengangguran ini jangan diharapkan bisa kembali ke level 3,5% dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENT

Powell mengatakan sebelum angka pengangguran menurun harus meningkatkan belanja terlebih dahulu. Dengan tingkat konsumsi yang naik, maka tingkat pengangguran bisa ditekan.

"Saya tidak berpikir itu akan mendekati level terendah dalam sejarah yang kita miliki baru baru ini pada Februari sekitar 3,5%," kata Powell.

Meski demikian, Powell memprediksi kegiatan tersebut tidak akan membuat pemulihan penuh pasar tenaga kerja.

"Itu akan membutuhkan waktu untuk kembali," katanya.

Bank sentral Amerika Serikat ini menyatakan pemulihan ekonomi yang terhantam Corona tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Apalagi pihaknya akan melanjutkan kebijakan stimulus jangka menengah.

Powell menyebut ada tiga alasan mengapa The Fed menilai pemulihan ekonomi tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pertama, waktu penanggulangan virus Corona tidak bisa ditentukan atau penuh ketidakpastian. Kedua, Ekonomi AS rusak parah, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan kehilangan keterampilan, sehingga membuat mereka sulit mengawali kariernya. Ketiga, krisis global yang akan membebani ekonomi AS.




(hek/eds)

Hide Ads