Penutupan Pasar Tanah Abang Diperpanjang hingga 22 Mei

Penutupan Pasar Tanah Abang Diperpanjang hingga 22 Mei

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 05 Mei 2020 10:05 WIB
Suasana di Pasar Tanah Abang nampak sepi. Sejumlah kios masih tutup dan baru beberapa yang kembali berjualan. Hal itu dikarenakan sejumlah pedagang masih mudik.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Bulan Ramadhan kali ini terasa jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi pedagang di Pasar Tanah Abang. Jika biasanya momen seperti ini waktunya untuk mendapat rezeki nomplok, mereka harus lapang dada menerima bahwa kiosnya harus ditutup hingga 22 Mei 2020 mendatang.

Penutupan ini merupakan tindak lanjut dari perpanjangan penutupan yang dilakukan sejak 27 Maret 2020 lalu. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kerumunan massa di ruang publik guna mencegah potensi penyebaran virus Corona (COVID-19).

"Masih tutup (pasar Tanah Abang) sejak 27 Maret dulu. Waktu itu kan janjinya 27 Maret, tanggal 6 April sudah bisa buka, ternyata diperpanjang lagi sampai 19 April. Terus ternyata diperpanjang lagi sampai 22 Mei," kata Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar kepada detikcom, Selasa (5/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yasril berharap tidak ada lagi perpanjangan penutupan. Walaupun ia tidak berharap banyak saat 22 Mei nanti, karena 23 sampai 24 Mei-nya sudah memasuki Lebaran sehingga tidak ada kesempatan mereka untuk berdagang di bulan Ramadhan tahun ini.

"Rencana sih 22 Mei mudah-mudahan nggak (diperpanjang lagi). Tapi kalau 22 Mei sudah selesai sebenarnya sudah nggak ada lagi waktu dagang kan 23-24 (Mei) sudah Idul Fitri. Orang berdagang lagi biasanya paling cepat seminggu setelah Idul Fitri," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Akibat itu, Yasril mengungkap pedagang sudah mulai kesulitan keuangan karena sudah hampir dua bulan tak ada pemasukan. Walaupun ada yang beralih ke online, pendapatannya dirasa tidak sebanding saat membuka toko.

"Sebagian banyak pedagang yang kesulitan keuangan karena tidak ada pemasukan sudah hampir dua bulan ini ditambah selama merebaknya kasus COVID-19 ini pasar sudah sepi, pengunjung berkurang karena orang-orang daerah juga tidak berani datang ke Jakarta," ujarnya.




(eds/eds)

Hide Ads