Maskapai United Airlines meminta stafnya mengambil cuti 20 hari dan tak dibayar sebelum Oktober. Maskapai tersebut juga akan memberhentikan 30% dari 11.500 total karyawan.
Kate Gebo, kepala sumber daya manusia United Airlines (UAL) membenarkan kabar tersebut Dia juga memaparkan tim manajemen dan administrasi perusahaan dapat dikurangi hingga 30% pada Oktober mendatang setelah pendanaan dari UU CARES pemerintah AS habis.
Bos-bos maskapai memperkirakan penurunan permintaan penerbangan akan terus berlangsung hingga tahun depan. Selain itu, masa pemulihan sektor penerbangan butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih ke level 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dana penggajian yang sudah dimiliki maskapai sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 52 triliun (kurs Rp 15.000/ dolar US) dalam bentuk hibah dan US$ 6 miliar (Rp 90 triliun) dalam bentuk pinjaman federal yang dapat diterima berdasarkan UU CARES. Namun, dana tersebut diprediksi hanya bertahan hingga September.
Undang-undang CARES dilengkapi dengan persyaratan bahwa maskapai penerbangan tidak diperbolehkan untuk melakukan PHK atau cuti hingga akhir September. United mengatakan mereka tidak punya pilihan selain meminta karyawan cuti dan melakukan PHK.
"Permintaan perjalanan pada dasarnya nol untuk masa yang akan datang . Bantuan federal yang mencakup sebagian dari biaya penggajian hanya bertahan hingga 30 September, kami mengantisipasi pengeluaran miliaran dolar lebih dari yang kami terima untuk beberapa bulan ke depan," kata United. Dikutip dari CNN, Rabu (6/5/2020).
United juga juga telah memangkas jam kerja. Pekerja satu serikat kerja juga diganti menjadi pekerja paruh waktu. Serikat Machinists, yang mewakili 27.000 penangan bagasi dan karyawan layanan pelanggan mengajukan gugatan ke maskapai yang berusaha untuk memblokir jam kerja mereka.
Gugatan itu berisi bahwa maskapai akan mengurangi jam kerja anggotanya hingga 30 jam seminggu pada 24 Mei. Selain itu, pekerja juga diminta secara sukarela cuti, pensiun permanen. Pilihan tersebut kepada karyawan dianggap melanggar UU CARES dan kontrak kerja serikat pekerja dengan United.
United membantah argumen serikat pekerja. Perusahaan mengatakan tindakan CARES memungkinkan perusahaan untuk mengurangi jam kerja. Maskapai menambahkan bahwa kontrak serikat juga memungkinkan untuk mengurangi jam kerja.
"Gugatan itu tidak berdasar. Kami terus mempekerjakan 100% dari tenaga kerja kami dan terus melanjutkan membayar tarif pembayaran yang diwajibkan secara kontrak," tegas United.
Laporan terbaru dari United, pekan lalu 20.000 karyawan, lebih dari 20% stafnya, telah mengambil cuti sukarela. Angka tersebut termasuk salah satu chief operating officer dan satu kepala pilot yang telah mengajukan cuti. Maskapai juga mengumumkan akan menawarkan paket pensiun dini kepada karyawan.
(eds/eds)