Perlambatan Ekonomi Paling Terasa di Pulau Jawa

Perlambatan Ekonomi Paling Terasa di Pulau Jawa

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 08 Mei 2020 14:06 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta - Perekonomian Indonesia pada kuartal I 2020 tumbuh 2,97% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya perlambatan akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

Kepala ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro mengungkapkan perlambatan ekonomi ini paling terasa terjadi di pulau Jawa.

Dia menyebut kuartal I 2020 ekonomi pulau jawa tercatat 3,42%. "Pulau Jawa penurunan ekonominya signifikan karena di Pulau Jawa ini terdampak yang paling besar," kata Andry dalam diskusi, Jumat (8/5/2020).

Andry mengatakan hal ini juga terjadi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terjadi pertama kali di Jakarta, kemudian diikuti Jawa Barat dan bagian di pulau Jawa yang lain.

"Hal ini otomatis memukul industri manufaktur. Kemudian daerah lain juga mengalami penurunan seperti Sumatera yang tumbuh 3,25%, Kalimantan 2,49%, Sulawesi 3,83%, Bali- Nusa Tenggara 0,94%," imbuh dia.

Dia menyampaikan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 memang jauh di bawah ekspektasi pasar. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara yang mengalami kontraksi.

Memang dampak pandemi ini paling terasa ke sektor riil dan keuangan. Hal ini mempengaruhi aliran modal asing dan modal keluar di pasar modal dan investasi.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan jika penurunan pertumbuhan ekonomi ini terjadi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan konsumsi dan investasi rendah.

"Soal PDB kuartal I ini hanya 2,97%. Kami sampaikan ini lebih rendah dari perkiraan kami 4,4%. Faktor yang mendasari adalah dampak dari penanganan COVID-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing dan work from home mempengaruhi ekonomi baik konsumsi maupun investasi," kata Perry.

Perry juga menyebut, sebelumnya BI memperkirakan konsumsi masyarakat masih bisa tumbuh 5% namun realisasinya hanya 2,8% pada kuartal I 2020. Kemudian investasi diproyeksi tumbuh 2,4% tapi realisasi hanya 1,7%.

Dia menjelaskan stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah telah berdampak positif ke pertumbuhan ekonomi. Misalnya dalam bentuk bantuan sosial juga berampak ke masyarakat.


(kil/dna)

Hide Ads