Kementerian Perdagangan tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari CNN Business terkait data tersebut. Bulan lalu, juru bicara Biro Statistik Nasional China Mao Shengyong mengakui bahwa pasar tenaga kerja berada di bawah banyak tekanan. Namun, dia bersikeras secara keseluruhan lapangan kerja masih dalam kondisi stabil.
"Meskipun virus corona telah berdampak parah pada pekerjaan, tidak ada PHK besar-besaran di negara ini," kata Mao Shengyong pada konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berhenti di situ, China juga harus bersiap menghadapi guncangan tambahan dalam beberapa bulan mendatang. Pasalnya, China akan menghadapi sekitar 8,7 juta lulusan baru perguruan tinggi tahun ini. Jumlah lulusan itu menciptakan lebih besar kompetisi di lapangan kerja.
Pemerintah China menyadari gelombang pencari kerja baru turut membayangi pasar tenaga kerja. Pada minggu ini, pemerintah meluncurkan rencana untuk membantu lulusan baru mencari pekerjaan sebagai guru dan menciptakan posisi grass root lainnya. Proyek ini juga mencakup proposal untuk memperluas pendaftaran bagi program pascasarjana. Namun, pemerintah masih memiliki tugas berat di depan yakni membantu pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka.
"Kekhawatiran khusus adalah bahwa jaring pengaman tidak menangkap kelompok yang paling rentan," tulis Kepala Ekonom Asia untuk Capital Economics Mark Williams.
Simak Video "Video: Demi Fokus ke Pusat Data dan AI, Google PHK 200 Karyawannya"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)