Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pandemi COVID-19 atau Corona telah berdampak pada ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Dia menilai Corona telah meluluh lantahkan sendi-sendi perekonomian dunia.
"Terkait persoalan investasi di tengah COVID, ini adalah fase membuat tidak enak semua orang di dunia. Ini berdampak sistemik, masif, dan terstruktur. Jadi tidak hanya politik saja, tapi berkat COVID ekonomi begitu juga," ujar Bahlil dalam acara diskusi yang diselenggarakan duabelasbros melalui webinar bersama Sandiaga Uno, Kamis malam (14/5/2020).
"COVID ini telah meluluhlantakkan sendi ekonomi di semua negara termasuk Indonesia," lanjutnya.
Bahkan, karena Corona, Bahlil pesimistis target realisasi investasi Rp 886 triliun tidak tercapai. Saat ini dia sedang mengevaluasi untuk menurunkan target realisasi investasi tersebut.
"Target realisasi 2020 sebenarnya itu Rp 886 triliun, tapi kami meyakini bahwa ini nggak akan tercapai, malah Triwulan II akan ada penurunan besar dan dalam sekali. Sekarang, kita lagi evaluasi target realisasinya mau direvisi," jelas Bahlil.
Dia memaparkan realisasi penanaman modal asing (PMA) saja sudah merosot di triwulan I-2020. Dia menjelaskan selama tiga bulan pertama tahun 2020 realisasi investasi menyentuh angka Rp 210,7 triliun.
Jumlahnya lebih banyak penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 112,7 triliun atau sekitar 53%, sementara PMA-nya cuma Rp 98 triliun atau sekitar 46,5%.
"Kajian mendalam kita ini dampaknya ke FDI kita, kita menemukan di satu titik di PMA kita menurun," ungkap Bahlil.
Namun Bahlil mengaku tak mau melulu mengeluh, saat ini pihaknya justru fokus untuk menggenjot realisasi investasi dalam negeri. Dia mengatakan pihaknya sedang fokus memberi kemudahan para investor dalam negeri.
"Nah maka sekarang kita mau genjot PMDN kita. Kita asistensi pengusaha dalam negeri untuk lakukan hal yang belum maksimal selama ini, kesulitannya apa, mau insentif apa," kata Bahlil.
Sektor mana saja yang masih menjanjikan? Klik halaman selanjutnya.