Gemas RI Impor Vitamin, Sandiaga: Kenapa Nggak Kembangkan Jamu?

Gemas RI Impor Vitamin, Sandiaga: Kenapa Nggak Kembangkan Jamu?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 14 Mei 2020 23:37 WIB
Tim blak-blakan detikcom berkesempatan melakukan wawancara dengan Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Salahudin Uno, Jakarta, Kamis (30/5/2019). Grandyos Zafna/detikcom
Sandiaga Uno/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Sandiaga Uno mengaku gemas melihat Indonesia masih impor obat-obatan, termasuk vitamin. Padahal menurutnya Indonesia punya jamu yang tidak kalah baik khasiatnya dengan produk impor.

"Saya kadang gemas banget, kok kita nggak pernah belajar dari bisnis, kita kayak nggak mampu ciptakan kasih solusi. Masa vitamin aja impor. Kenapa nggak kembangkan industri jamu?" ujar Sandiaga dalam acara diskusi yang diselenggarakan duabelasbros melalui webinar bersama Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Kamis malam (14/5/2020).

Dia menjelaskan jamu adalah antibiotik dan antioksidan alami yang terbaik. Bukan itu saha, bahan-bahan jamu pun tersebar luas dan mudah didapatkan di Indonesia, mulai dari temulawak sampai kunyit.

"Kita ada temulawak, jahe, kunyit, ini saya kemarin belajar bikin jamu. Nah jamu ini the best antibiotic dan antioksidan di alam Indonesia sendiri. Kenapa nggak kita riset bagus, dan kita buat sendiri," kata pria yang beken disapa Sandi itu.


Dia menambahkan investor jangan cuma berpikir soal angka, keuntungan, dan pencapaian saja, melainkan juga kelangsungan dunia usaha dalam negeri harus diperhitungkan karena dunia usaha pun bisa membantu membangun negeri sendiri.

Menurutnya dengan investasi bisa menciptakan lapangan kerja. Lalu yang paling penting, investasi juga bisa mendorong masifnya produksi dalam negeri, terlebih Indonesia masih banyak bergantung pada bahan impor.

"Bisa ciptakan lapangan kerja juga. Lalu ingat, kita masih banyak produk bergantung ke pasar luar negeri. Kesempatan ada, maka kita harus investasi, kuatkan sisi produksi, pangan, dan industri sehingga kalau ada krisis kita bisa kuat dan sanggup menahan gejolak," jelas Sandi.




(hns/hns)

Hide Ads