Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menargetkan destinasi pariwisata kembali dibuka Juli atau paling lambat Agustus, pasca ditutup karena pandemi COVID-19. Menurut Ketua GIPI Didien Junaedy, hal itu bisa dilakukan dengan catatan bahwa penyebaran virus Corona sudah landai.
"Nanti mungkin dua bulan lagi kali saya kira bisa, dua bulan lah, Juli lah. Kalau saya sih mempersiapkannya Agustus. Kalau saya pikir Agustus mungkin sudah berubah trennya," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (19/5/2020).
Namun kegiatan wisata diaktifkan kembali tidak secara serentak melainkan bertahap tergantung kesiapan masing-masing wilayah, dengan melihat perkembangan pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengatakan bahwa secara parsial atau sebagian dari destinasi tertentu itu bisa dibuka, mudah-mudahan. Tapi dilihat juga trennya landai atau tidak. Kalau makin tinggi (ditunda lagi)," jelasnya.
Pihaknya tak mau memaksakan untuk segera beroperasi kembali. Saat ini yang terpenting bagaimana pandemi virus Corona bisa diatasi.
"Kita sih sebagai pariwisata bagus-bagus saja tetapi kita kalau melihat perkembangan Corona meningkat terus kita juga ngeri-ngeri juga," ujarnya.
Lanjut Didien, industri pariwisata pun melihat kesiapan industri pendukungnya, seperti sektor transportasi.
"Karena sekarang kan kalau umpamanya orang mau berwisata terus pakai pesawat dan pesawat juga susah. Pesawatnya pun protokolnya cuma 50% daripada seat capacity. Kemudian kalau umpamanya naik mobil, mobil saja kan nggak boleh lebih (jumlah penumpangnya), ada aturannya. Jadi harus betul-betul kalau dibuka itu bukan hanya satu buka tapi rentetannya harus dipersiapkan," tambahnya.
(toy/ara)