Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Joko Setiyanto meminta pemerintah lebih fokus untuk mengawasi penyebaran virus Corona (COVID-19) di pasar-pasar tradisional. Ia mengungkapkan, kondisi pasar-pasar tradisional misalnya di Kota Jakarta Timur (Jaktim), Bekasi, Tangerang, dan Bandung tak sama sekali menerapkan protokol kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Ia pun mencontohkan kondisi yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, Jaktim. Menurutnya, pemerintah perlu memperhatikan penerapan physical atau social distancing di pasar tersebut.
"Saya secara tidak sengaja hari Rabu 4 minggu lalu ke Pasar Induk Kramat Jati. Saya perhatikan suasana Pasar Induk Kramat Jati selama 5 menit. Kalau Anda ke sana sekarang, suasananya persis kayak hari biasa. Tidak ada yang memikirkan COVID-19, jaga jarak, kebersihan," ungkap Joko dalam diskusi online MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (19/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bahkan membandingkan kondisi pasar tradisional yang terus buka, dengan pusat perbelanjaan mal di beberapa wilayah yang masih diarahkan untuk tutup sampai saat ini.
"Pasar-pasar yang kotor-kotor itu semua dagangan masih jalan. Tetapi bahwa malah mal yang bersih ditutup. Saya sampaikan ke Pak Sesmenko Perekonomian ini harus diperhatikan benar. Mal itu ada tisu jatuh, 15 menit sudah hilang kok, ada yang bersihkan. Pasar dari pagi ada sampah busuk, dibuang hanya sekenanya, sampai sore juga nggak ada yang ngambil," papar Joko.
Ia pun meminta pemerintah mengadakan tes Corona pada para pedagang pasar, utamanya Pasar Induk Kramat Jati. Menurutnya, jika memang hasil tes menunjukkan negatif maka baik pengelola, pedagang, maupun pembeli bisa meyakini tingkat keamanan di pasar tersebut.
"Saya justru sampaikan bahwa siapa pun yang berkepentingan, Rabu 4 minggu lalu saya WhatsApp ke petinggi-petinggi di Indonesia, saya berpesan tolong Pasar Induk Kramat Jati itu diadakan saja tes. Pedagang mereka kan 4.000 orang. Kalau itu memang tidak ada apa-apa, ini disampaikan benar," papar dia.
(ara/ara)