Penjualan Apple di China perlahan pulih setelah sempat anjlok saat puncak pandemi Corona. Hal itu terjadi tepat saat ekonomi Negeri Tirai Bambu ini perlahan-lahan dibuka kembali setelah kasus virus Corona tercatat menurun di sana.
Berdasarkan catatan CINNO Research, penjualan Apple dari Maret ke April mengalami peningkatan hingga 160% atau selama sebulan perusahaan ini berhasil menjual sebanyak 3,9 juta produk iPhone di China. Padahal, biasanya Apple hanya mampu menjual rata-rata 1,5 juta unit saja selama sebulan di sana.
Dengan begitu, pendapatan dari penjualan semua produk Apple pun mengalami lonjakan signifikan. Sebagaimana diketahui, di China, Apple hanya menjajakan produknya melalui pengecer resmi seperti Tmall, salah satu situs e-commerce milik Alibaba. Pendapatan Apple dari Tmall saja tercatat melonjak hingga 40% atau menjadi US$ 127,6 juta. Lonjakan pendapatan Apple terutama berasal dari produk iPhone mereka yang menyumbang kenaikan pendapatan hingga lebih dari 33% atau setara US$ 80 juta.
Peningkatan penjualan Apple di China terjadi karena pada pertengahan April lalu perusahaan gadget raksasa asal Amerika Serikat tersebut memang baru saja merilis produk iPhone terbaru dengan harga terjangkau yakni iPhone SE generasi kedua (iPhone SE 2020).
IPhone SE 2020 dibanderol dengan harga mulai dari 3.299 yuan atau US$ 464 setara Rp 6,9 juta (kurs Rp 15.000). Produk iPhone satu ini sejak dirilis berhasil menyumbangkan sekitar 24% dari total penjualan iPhone selama April lalu.
Demikian pula dengan pendapatan Apple dari App Store. Pendapatan Apple dari App Store di China tercatat naik 7% atau setara US$ 1,53 miliar selama April lalu.
Meski begitu, para analis tetap mewanti-wanti Apple untuk tetap mempersiapkan diri terhadap kemungkinan buruk yang mungkin terjadi beberapa bulan mendatang. Lantaran, pandemi Corona sendiri telah memberi pukulan yang cukup tajam terhadap ekonomi China selama sisa tahun ini. Hal tersebut dikhawatirkan berdampak pula pada pengeluaran konsumen di sana.
"Masih sulit. Sulit tidak hanya untuk Apple tetapi juga semua pembuat smartphone. Bagi Apple itu sulit karena saat ini, situasi ekonomi tidak begitu baik dan sentimen konsumen belum sepenuhnya kembali ke tingkat normal," ujar Manajer Penelitian di IDC Will Wong dikutip dari CNBC, Jumat (22/5/2020).
Hal ini nantinya bakal membuat konsumen lebih condong memilih smartphone menengah ke bawah. Apalagi, Apple hanya memiliki 1 produk smartphone yang berada pada kategori tersebut yakni iPhone SE 2020. Padahal, vendor lain seperti Xiaomi atau Huawei memiliki lebih banyak produk dengan harga terjangkau ketimbang Apple. Hal tersebut tentu menjadi ancaman tersendiri bagi Apple.
"Pengguna smartphone sebelumnya mungkin mempertimbangkan untuk membeli Apple, tetapi sekarang mereka dapat memilih Huawei karena mungkin lebih murah dan fitur-fitur yang ditawarkan kadang lebih baik," pungkasnya.
Simak Video "Apple Bakal Luncurkan Aplikasi Streaming Musik Klasik "
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)