Corona Mereda, Penjualan Apple di China Moncer Lagi

ADVERTISEMENT

Corona Mereda, Penjualan Apple di China Moncer Lagi

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 22 Mei 2020 09:23 WIB
BEIJING, CHINA - FEBRUARY 01: A Chinese employee wears a protective mask as he sits in the showroom of an Apple Store after it closed for the day on February 1, 2020 in a shopping district in Beijing, China. Apple announced it was closing all of its stores in China until February 9th due to the outbreak of the coronavirus in Wuhan, The number of cases of a deadly new coronavirus rose to almost 12000 in mainland China Saturday, days after the World Health Organization (WHO) declared the outbreak a global public health emergency. China continued to lock down the city of Wuhan in an effort to contain the spread of the pneumonia-like disease which medicals experts have confirmed can be passed from human to human. In an unprecedented move, Chinese authorities have put travel restrictions on the city which is the epicentre of the virus and neighbouring municipalities affecting tens of millions of people. The number of those who have died from the virus in China climbed to over 250 on Saturday, mostly in Hubei province, and cases have been reported in other countries including the United States, Canada, Australia, Japan, South Korea, India, the United Kingdom, Germany, France and several others. The World Health Organization  has warned all governments to be on alert and screening has been stepped up at airports around the world. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Penjualan Apple di China perlahan pulih setelah sempat anjlok saat puncak pandemi Corona. Hal itu terjadi tepat saat ekonomi Negeri Tirai Bambu ini perlahan-lahan dibuka kembali setelah kasus virus Corona tercatat menurun di sana.

Berdasarkan catatan CINNO Research, penjualan Apple dari Maret ke April mengalami peningkatan hingga 160% atau selama sebulan perusahaan ini berhasil menjual sebanyak 3,9 juta produk iPhone di China. Padahal, biasanya Apple hanya mampu menjual rata-rata 1,5 juta unit saja selama sebulan di sana.

Dengan begitu, pendapatan dari penjualan semua produk Apple pun mengalami lonjakan signifikan. Sebagaimana diketahui, di China, Apple hanya menjajakan produknya melalui pengecer resmi seperti Tmall, salah satu situs e-commerce milik Alibaba. Pendapatan Apple dari Tmall saja tercatat melonjak hingga 40% atau menjadi US$ 127,6 juta. Lonjakan pendapatan Apple terutama berasal dari produk iPhone mereka yang menyumbang kenaikan pendapatan hingga lebih dari 33% atau setara US$ 80 juta.

Peningkatan penjualan Apple di China terjadi karena pada pertengahan April lalu perusahaan gadget raksasa asal Amerika Serikat tersebut memang baru saja merilis produk iPhone terbaru dengan harga terjangkau yakni iPhone SE generasi kedua (iPhone SE 2020).

IPhone SE 2020 dibanderol dengan harga mulai dari 3.299 yuan atau US$ 464 setara Rp 6,9 juta (kurs Rp 15.000). Produk iPhone satu ini sejak dirilis berhasil menyumbangkan sekitar 24% dari total penjualan iPhone selama April lalu.

Demikian pula dengan pendapatan Apple dari App Store. Pendapatan Apple dari App Store di China tercatat naik 7% atau setara US$ 1,53 miliar selama April lalu.

Meski begitu, para analis tetap mewanti-wanti Apple untuk tetap mempersiapkan diri terhadap kemungkinan buruk yang mungkin terjadi beberapa bulan mendatang. Lantaran, pandemi Corona sendiri telah memberi pukulan yang cukup tajam terhadap ekonomi China selama sisa tahun ini. Hal tersebut dikhawatirkan berdampak pula pada pengeluaran konsumen di sana.


"Masih sulit. Sulit tidak hanya untuk Apple tetapi juga semua pembuat smartphone. Bagi Apple itu sulit karena saat ini, situasi ekonomi tidak begitu baik dan sentimen konsumen belum sepenuhnya kembali ke tingkat normal," ujar Manajer Penelitian di IDC Will Wong dikutip dari CNBC, Jumat (22/5/2020).

Hal ini nantinya bakal membuat konsumen lebih condong memilih smartphone menengah ke bawah. Apalagi, Apple hanya memiliki 1 produk smartphone yang berada pada kategori tersebut yakni iPhone SE 2020. Padahal, vendor lain seperti Xiaomi atau Huawei memiliki lebih banyak produk dengan harga terjangkau ketimbang Apple. Hal tersebut tentu menjadi ancaman tersendiri bagi Apple.

"Pengguna smartphone sebelumnya mungkin mempertimbangkan untuk membeli Apple, tetapi sekarang mereka dapat memilih Huawei karena mungkin lebih murah dan fitur-fitur yang ditawarkan kadang lebih baik," pungkasnya.



Simak Video "Apple Bakal Luncurkan Aplikasi Streaming Musik Klasik "
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT