Pemilik Toko Sembako Yenny di Tangerang, Jessica memilih untuk tidak menaikkan harga, meski saat ini permintaan terhadap sembilan bahan makanan pokok tersebut meningkat. Sebab, kata dia, itu untuk saling membantu ke pelanggan di masa sulit akibat pandemi COVID-19.
"Saya sih nggak kepikiran menaikkan harga karena demand-nya tinggi. Karena kalau kita naikin harga sama saja kaya nggak membantu pelanggan yang memang udah loyal sama kita," ujar Jessica, seperti dilihat di YouTube Menjadi Manusia, Jumat(22/5/2020).
"Jadi kaya harga segini, mau silakan, nggak mau silakan. Oh itu sama aja kaya kita memeras mereka, nggak membantu sama sekali. Jadi kita tetap harga normal," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jessica mengatakan awalnya membantu ibunya yang berjualan sendiri di pasar. Saat pandemi ini, ia merasakan penurunan omzet hingga pasar yang sepi lebih awal.
"Yang pertama tuh di omzet penjualan, karena pelanggan tuh biasanya datang ke toko kami di pasar, face to face, sekarang lebih di rumah dan minta dianterin. Turunnya drastis sekitar 30-50 persen," ujarnya.
"Kalau normal pasar tutup, jam 11, setengah 12 itu udah beres-beres toko, tapi sejak pandemi ini, setengah 10, jam 10, pasar sudah sepi," imbuhnya.
Menurut Jessica, banyak pedagang di pasar yang putus asa karena faktor kesehatan atau takut terinfeksi virus, tetapi pada sisi lain harus melayani permintaan yang tinggi, terutama kebutuhan sembako. Ia mengakalinya dengan berjualan online.
Karena keterbatasan SDM, ia memanfaatkan layanan GrabExpress dan juga GrabAssistant untuk pengiriman ke pelanggannya.
Ia mengaku terbantu dengan layanan ini, misalnya dengan fitur pemesanan multiple hingga tracking barang yang sedang dikirim. Bahkan ia mengalami peningkatan omzet hingga 3 kali lipat sejak beralih ke online.
"Pelanggan toko saya bisa minta tolong terlebih dahulu kepada mitra pengantaran untuk membayar barang yang akan dibeli. Limitnya pun mencapai Rp 200 ribu untuk armada GrabBike dan Rp 500 ribu untuk armada GrabCar. Ketika pesanan sampai ke tujuan, pelanggan bisa langsung melakukan pelunasan ke abang drivernya," ujar Jessica.
"Karena adanya si online ini, jadi kaya batu loncatan toko kita sih. Penjualan meningkat 2 sampai 3 kali lipat, bahkan dari sebelum kita pindah ke online," pungkasnya.
(mul/mpr)