Bantuan sosial tunai (BST) sudah dicairkan ke lebih dari 7,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dari target 9 juta KPM. Angka 7,8 juta itu tercatat sebelum Lebaran kemarin.
Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial (Kemensos), Asep Sasa Purnama mengatakan penyaluran BST ini dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) dan Himpunan Bank Negara (Himbara). PT Pos menyalurkan BST ke 8,3 juta KPM, dan sisanya disalurkan oleh bank-bank pelat merah.
"BST sebagaimana laporan dari kantor Pos, angka yang sudah tersalurkan di atas 7,8 juta KK, ini on going proses," kata Asep saat dihubungi detikcom, Jakarta, Selasa (26/5/2020).
Asep menjelaskan proses penyaluran BST oleh Pos Indonesia sempat mundur lantaran banyak KPM yang lebih memilih mencairkan BST setelah Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
"Artinya gini ada yang sisanya belum itu kan dari 8,3 juta jadi sisanya itu banyak yang nantinya aja setelah Lebaran, jadi target 8,3 juta tertunda, jadi kita langsung pas hari raya kantor Pos sudah membuka layanan seperti biasa," ujar Asep.
KPM penerima BST merupakan para keluarga yang terdampak COVID-19. Pemberian BST selama tiga bulan hingga Juni, setiap KPM menerima Rp 600.000 per bulannya. Jika dihitung, dana yang sudah dicairkan sekitar Rp 4,68 miliar dari target Rp 5,4 miliar.
KPM yang mendapat BST ini merupakan penerima di luar data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang dikelola Kemensos, atau sasarannya warga miskin yang belum mendapatkan bantuan baik dari Desil 2, Desil 3, Desil 4, dan non desil.
Menurut Asep, proses administrasi pencairan sisa BST tahap pertama ini sudah selesai, sehingga masyarakat tinggal mengambilnya atau menerima dari pihak Pos Indonesia maupun Himbara.
"Bantuan sosial tunai ini di luar PKH, ini khusus yang terdampak COVID, kalau BLT kan ada di dana desa istilahnya indeksnya sama, kalau PKH itu kategori reguler tapi khusus yang COVID durasi 3 bulan itu namanya BST," ungkapnya.
Simak Video "5 Poin Penting Jokowi Usai Cabut PPKM "
[Gambas:Video 20detik]
(hek/hns)