Proyek Kilang Tuban Masih Terganjal 8% Lahan yang Belum Bebas

Proyek Kilang Tuban Masih Terganjal 8% Lahan yang Belum Bebas

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 28 Mei 2020 12:22 WIB
kilang minyak di tuban
Foto: Ainur Rofiq
Jakarta -

Pembebasan lahan proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur sudah mencapai 92% alias kurang 8% dari total 841 hektar. Proyek termasuk ke dalam daftar Rp 708 triliun investasi mangkrak yang dicatatkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Proyek pembangunannya tertunda lama sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan kendala pembebasan lahan.

Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi menyampaikan pihaknya telah melakukan langkah-langkah penyelesaian permasalahan pembebasan lahan di Kabupaten Tuban secara intensif sejak 2019 dan perizinan-perizinan yang menyandera proyek ini hingga mangkrak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih ada beberapa pekerjaan rumah kecil terkait beberapa perizinan yaitu izin-izin lingkungan. Saat ini sedang dalam proses percepatan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Kepala BKPM turun langsung dengan menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Tuban serta Pertamina. Penyelesaian proyek ini adalah prioritas pemerintah untuk membangun hilirisasi industri di dalam negeri sehingga Indonesia dapat mengurangi defisit neraca impor, ketergantungan akan impor minyak dan dapat membangun ketahanan industri nasional," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).

ADVERTISEMENT

Kepala BKPM telah membentuk tim khusus dalam internal BKPM untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban. Targetnya 2026 mulai beroperasi.

"Di samping nilai investasinya yang besar mencapai Rp 211,9 triliun, keberhasilan proyek ini akan memberikan manfaat sangat besar bagi anak bangsa. Oleh karena itu, wajib dikawal! Targetnya 2026 sudah bisa beroperasi," ujarnya.

Proyek Kilang Minyak Tuban dimiliki oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina 55% dan Rosneft PJSC asal Rusia 45%. Proyek ini bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri dan memproduksi petrokimia berkualitas tinggi.

Sementara itu, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina Ignatius Tallulembang menyatakan bahwa GRR Tuban adalah salah satu proyek yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.

Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019 yang lalu. Saat ini Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) tengah berjalan.

"Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi," tambahnya.



Simak Video "Video: Pemerintah Berencana Bangun Kilang Minyak Kapasitas 1 Juta Barel per Hari "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads