Rencana pembukaan pusat perbelanjaan atau mal di DKI Jakarta dan sekitarnya menuai beragam respons dari masyarakat. Kabar ini disambut gembira oleh pelaku usaha pengelola mal yang sudah lama tertekan bisnisnya karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun dimentahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan PSBB belum tentu berakhir di Juni 2020.
"Kalau saat ini ada yang mengatakan bahwa mal akan buka tanggal 5, mal akan buka tanggal 7, itu imajinasi, itu fiksi. Karena belum ada aturan mana pun yang mengatakan PSBB diakhiri," kata Anies saat memantau arus balik mudik Lebaran 2020 di check point Km 47 Tol Jakarta-Cikampek, Selasa (26/5/2020) lalu.
Terlepas dari polemik tersebut, masyarakat ternyata punya pandangan sendiri soal pembukaan mal. Itu setidaknya tercermin dari hasil polling yang dihelat detikcom sejak pukul 13.00 WIB kemarin hingga pukul 13.00 WIB siang ini.
Pada intinya, polling digelar untuk mengetahui apakah masyarakat setuju dengan rencana pembukaan mal pada 5 Juni 2020 mendatang? Hasilnya, ada 196 pembaca detikcom yang ikut berpartisipasi dalam polling tersebut.
Baca juga: Polling: Mal Buka Lagi 5 Juni, Setuju? |
Pembaca yang pro dan kontra bersaing ketat dengan selisih perolehan suara yang tipis. Ada sedikitnya 90 orang pembaca detikcom yang setuju. Sementara yang menolak pembukaan mal pada 5 Juni mencapai 106 orang pembaca.
"Terpapar Belum Tentu, Terkurung merugi sudah pasti. Hebohnya di Medsos saja, fakta dilapangan biasa saja, Virusnya Gak Kerasa, PSBB yang luar biasa menyiksa dan merugikan, mematikan sumber nafkah penghidupan orang banyak," kata Reno Aliando menyuarakan dukungannya terhadap pembukaan mal yang ditulis dalam kolom komentar polling yang digelar.
Pendukung lainnya mengungkap pembukaan mal setidaknya bisa membuat orang kembali bekerja dan bisa terhindar dari PHK.
"perkiraan Jakarta ada 100 mall tiap mall terdiri dari 500 kios , tiap tips 3 karyawan . tiap karyawan juga menghidupi 3 orang .. , berarti di jakarta ada 600.000 warga yg kelangsungan hidup perekonomian tergantung pada mall," kata Yoyon Oi, pembaca detikcom lainnya.
Faktor ekonomi masih jadi alasan utama mengapa ada sebagian orang yang mendukung dibukanya kembali mal. Mereka melihat fakta bahwa virus Corona tak akan hilang dalam waktu dekat. Namun menunggu virus Corona hilang sementara tekanan kebutuhan kian mencekik tentu bukan lagi pilihan bagi mereka. Mereka ingin ekonomi keluarga kembali berjalan meski harus bertaruh nyawa di tengah masih merebaknya virus Corona.
"masih blom paham juga kalo virus corona tidak akan hilang dalam waktu dekat? mao sampe kapan berdiam diri di rumah, tidak melakukan apa apa? sudah saatnya kita harus mengakui bahwa kita harus merubah cara hidup kita, mengikuti anjuran pemerintah "the new normal", lalu move on. mao sampe kapan kita kekeh bahwa sebelum virus ini hilang kita akan terus PSBB atau lock down jadi jadian, WAKE UP mao PSBB sampe taon depan pun virus ini akan ada terus selama belum ada obat nya," kata Henry Kurniawan.
Di sisi lain, tak sedikit pula pembaca detikcom yang menolak mal kembali dibuka. Mereka utamanya masih khawatir bakal tertular virus corona dan bisa membahayakan nyawa mereka.
Buka halaman selanjutnya>>>