Jaring Investor Hengkang dari China, RI Tawarkan Brebes

Jaring Investor Hengkang dari China, RI Tawarkan Brebes

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 01 Jun 2020 14:30 WIB
Bukit Bintang Brebes
Foto: Imam Suripto/detikcom: Bukit Bintang Brebes
Jakarta -

Sejumlah investor asing berencana hengkang dari China. Pemerintah pun tak ingin melewatkan peluang emas menjaring para investor tersebut ke Indonesia.

Nah, untuk lokasi para investor nanti pemerintah sedang menyiapkan Brebes, Jawa Tengah.

"Brebes disiapkan karena salah satu yang diharapkan harganya kompetitif, karena yang ditawarkan oleh Vietnam, Thailand itu mereka memberikan setengah gratis. Gratis dulu dilipat kemudian. Kita perlu menyiapkan hal yang cukup strategis dan tidak secara komersial bisa memudahkan perusahaan-perusahaan untuk pindah," tutur Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam blak-blakan kepada detikcom beberapa hari lalu.

Brebes dipersiapkan sebagai kawasan industri dengan menawarkan kemudahan-kemudahan tertentu. Selain itu Brebes juga akan 'dipercantik' dengan insentif pekerja dan ketersediaan lahan. Salah satu BUMN juga sudah dipersiapkan untuk hadir di Brebes.

"Brebes dari segi labor intensive lebih siap dan dari segi ketersediaan tanah, tata ruang dan lain sebagainya sudah siap. Pemerintah punya BUMN yang siap beroperasi di sana," terang Airlangga.


Selain Brebes, pemerintah juga menyiapkan kawasan investasi lainnya seperti di Batam, Bintan, Karimun,

"Di lain pihak menyiapkan kawasan industri untuk itu di kawasan industri seperti di Batam, Bintan, Karimun mempunyai potensi besar karena tentu ini dekat dengan marketnya di ASEAN," terang Airlangga.

Airlangga yakin Indonesia bisa bersaing menggaet perusahaan-perusahaan tersebut. Sebab Indonesia memiliki kelebihan dengan adanya pasar domestik yang cukup besar.

"Sekarang semua sudah melihat bahwa negara yang mempunyai daya tahan ekonomi itu adalah menjadi basis ekspor tetapi punya domestik demand. Nah itu domestik demand itu sebagai shock breaker, shock absorber terhadap gejolak ekonomi dunia. Negara yang tidak punya domestic market dia nggak punya shock breaker. Jadi begitu demand-nya anjlok dia langsung amblas. Makanya negara-negara yang tidak punya domestic market semuanya sudah negatif pertumbuhan ekonominya, hanya 3 negara yang pertumbuhannya masih positif Indonesia, China, India," tutur Ketua umum Partai Golkar itu.

Tekno



(das/hns)

Hide Ads