Begini Nasib Mal di Era New Normal

Begini Nasib Mal di Era New Normal

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 22:48 WIB
Petugas bermasker dan berpelindung wajah membersihkan  lantai di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, sejumlah pusat perbelanjaan juga menyediakan fasilitas pendukung physical distancing, seperti mesin pembersih tangan otomatis, mesin penjual masker, alat pendeteksi suhu, dan stiker tanda jaga jarak sebagai persiapan operasional di era normal baru. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Foto: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta -

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alexander Stefanus Ridwan memperkirakan mal tidak akan ramai pasca dibuka saat era normal baru (new normal) berjalan. Sebab orang-orang masih merasa takut dengan virus Corona (COVID-19).

Hal itu berdasarkan pengalaman mal-mal di negara lain yang dia pelajari. Misalnya di China, pengunjung mal hanya 10% dari setelah kembali dibuka dibandingkan sebelum adanya pandemi COVID-19.

"Diperkirakan bahwa pada saat mau dibuka nanti, diizinkan dibuka, pengunjung tidak akan terlalu ramai. Ini lihat pengalaman-pengalaman di luar negeri. Di China, teman-teman kita di shopping center sana mengatakan, telepon ke saya, di sana datangnya cuma 10% ternyata. Orang masih takut datang," kata dia dalam diskusi online melalui saluran YouTube Media Artha Sentosa, Rabu (3/6/2020).


Di sisi lain, menurut dia daya beli masyarakat juga sedang turun sehingga tidak akan berbondong-bondong datang ke mal untuk berbelanja. Lain cerita jika pusat belanja dibuka jelang Lebaran.

"Tapi sekarang ini saya kira sudah lewat pas Lebarannya. Ini juga satu keberuntungan buat kita bahwa pembukaan pusat-pusat perbelanjaan dilakukan setelah Lebaran sehingga orang tidak berdesak-desakan lagi ke sana," ujarnya.

Menurutnya masyarakat akan lebih selektif datang ke mal hanya ketika memang diperlukan.

"Kenapa (pengunjung mal) tidak terlalu banyak? sebab mereka datang ke sana hanya untuk membeli keperluan yang mereka sudah pikirkan dari rumah. Jadi mereka dari rumah datang ke sana untuk beli barang-barang yang dia sudah rencanakan. Setelah itu balik pulang. Jadi nggak ada lagi orang yang namanya hangout ke sana atau jalan-jalan. Itu sedikit sekali, hampir tidak ada," jelasnya.




(toy/hns)

Hide Ads