Begini Kesiapan Sampoerna Hadapi New Normal

Begini Kesiapan Sampoerna Hadapi New Normal

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Sabtu, 06 Jun 2020 08:42 WIB
Aktivitas petani tembakau di Training Farm PT Sadhana Arifnusa, mitra pemasok tembakau PT HM Sampoerna Tbk. di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat Loteng, Lombok Tengah, NTB. Program kemitraan ini diharapkan menjadi solusi atas salah satu permasalahan tembakau di Indonesia, yaitu belum maksimalnya serapan tembakau lokal.
Ilustrasi
Jakarta -

Di tengah pandemi COVID-19, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) meningkatkan dan menerapkan protokol kesehatan dan sanitasi yang ketat, serta beradaptasi dengan standar normal baru atau new normal dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para karyawannya, sekaligus memastikan kualitas produknya.

"Salah satu langkah mitigasi, kami mewajibkan setiap karyawan untuk melakukan analisa risiko kesehatan mandiri sebelum berangkat bekerja. Hanya karyawan dengan tingkat risiko rendah-sedang yang diperbolehkan berangkat ke tempat kerja, untuk kemudian mengikuti serangkaian protokol lainnya. Hal ini kami terapkan di seluruh fasilitas produksi dan operasional perusahaan," jelas Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis dalam keterangannya, Sabtu (6/6/2020).

Sebelumnya, perusahaan telah membagikan thermometer kepada seluruh karyawan produksi agar mereka dapat melakukan pemeriksaan suhu tubuh secara mandiri. Khusus untuk fasilitas produksi di Surabaya, Sampoerna mewajibkan setiap karyawan di Rungkut 1 dan Rungkut 2 untuk mengikuti tes Rapid. Hal ini dilakukan secara bertahap sebelum Sampoerna kembali membuka kegiatan produksi pada tanggal 9 Juni 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tes Rapid ini penting sebagai upaya mitigasi dan memastikan tidak ada karyawan yang terpapar ketika memasuki area fasilitas produksi Sampoerna, mengingat karyawan di Rungkut 1 berhenti melakukan kegiatan produksi sejak 4 minggu terakhir, sedangkan karyawan Rungkut 2 sejak 6 minggu terakhir. Hanya karyawan dengan hasil tes Rapid non-reaktif dan mendapatkan Surat Keterangan Sehat yang dapat memasuki dan bekerja di fasilitas produksi Sampoerna tersebut," tegas Mindaugas.

Protokol selanjutnya, ketika karyawan memasuki area fasilitas produksi, suhu tubuh mereka akan di deteksi melalui kamera thermal dengan batas maksimal 37,3Β°C dan jika melebihi ketentuan tersebut maka dilakukan pengecekan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang ada di pabrik dan diminta untuk tidak bekerja sementara waktu. Dan bagi mereka yang suhu tubuhnya berada dalam batasan normal, mereka akan melewati area penyemprotan cairan antiseptik secara menyeluruh dan melakukan sanitasi/cuci tangan tangan secara khusus sebelum kemudian memakai masker yang telah disediakan dan akan diganti setiap 4 (empat) jam.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, penerapan jaga jarak minimal 1 (satu) meter dilakukan secara ketat di seluruh area kegiatan produksi, baik ketika mereka sedang bekerja maupun melakukan aktivitas lainnya seperti istirahat dan beribadah. Area produksi di desain ulang dengan sistem unit kecil dimana terdapat tidak lebih dari 40 karyawan dan masing-masing unit kecil diberi partisi.

Sistem pengaturan unit kecil ini merupakan upaya jaga jarak yang lebih ketat, sekaligus juga upaya antisipasi untuk mempermudah pelacakan kontak jika nantinya diperlukan. Sedangkan, penyemprotan disinfektan di lokasi produksi beserta fasilitas umum seperti kantin, toilet, musholla, locker, koperasi, mesin ATM, dll dilakukan setiap 2 (dua) jam sekali.

"Kami telah memaparkan dan berkonsultasi dengan Pemerintah dan Gugus Tugas setempat mengenai penerapkan protokol kesehatan dan sanitasi yang lebih ketat daripada yang dianjurkan. Bahkan, kami juga telah menunjuk konsultan medis untuk meninjau dan memberikan masukan. Penerapan protokol tersebut adalah standar normal baru yang sangat penting bagi kelangsungan usaha Sampoerna dengan dua tujuan utama. Pertama adalah untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para karyawan kami. Dan kedua adalah untuk menjamin kualitas produk dan integritas merek bagi para konsumen dewasa kami," jelas Mindaugas.

Tidak hanya menerapkan protokol kesehatan dan sanitasi, terhitung sejak bulan Maret, Sampoerna juga telah menerapkan standar karantina produk selama minimal 5 (lima) hari sebelum produk tersebut dikirimkan ke jalur distribusi. Standar waktu karantina produk tersebut hampir dua kali lipat daripada standar waktu yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (European CDC) yang menyatakan bahwa COVID-19 bertahan selama 3 (tiga) hari di media plastik dan bertahan kurang dari 1 (satu) hari di media karton/kertas.

"Sebagai langkah preventif dan mitigasi lebih lanjut, kami melakukan edukasi dan upaya secara berkelanjutan bahwa protokol kesehatan dan sanitasi harus terus dilakukan setiap karyawan dengan disiplin meskipun mereka sedang tidak berada di area produksi. Kami membagikan dan mengharuskan pemakaian masker saat mereka berada di dalam dan luar pabrik, meminta mereka untuk disiplin menjaga jarak fisik, serta meminta mereka rajin cuci tangan dengan sabun dan memberikan cairan antiseptik tangan untuk dipakai secara regular. Selain itu, kami juga memberikan alat penyemprot beserta cairan disinfektan kepada karyawan untuk dibawa pulang, yang dapat dipakai untuk membersihkan kamar tidur, kamar mandi, ataupun benda-benda yang sering disentuh di lingkungan rumah/pemondokan masing-masing" lanjut Mindaugas.

Sampoerna berupaya menumbuhkan kesadaran dan kedisplinan para karyawannya untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan sanitasi ketika mereka melakukan kegiatan di luar pabrik, seperti ketika menggunakan transportasi umum, berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar, maupun melakukan kegiatan di luar rumah lainnya.

"Sebagai salah satu warga usaha Indonesia yang memiliki lebih dari 23 ribu karyawan dan mengoperasikan 6 fasilitas produksi, kami berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dan sanitasi yang ketat, serta beradaptasi dengan standar normal baru. Pada saat yang bersamaan, kami juga berkomitmen untuk tetap produktif menjalankan kegiatan usaha agar dapat turut menggerakkan roda perekonomian negara. Seiring dengan upaya dan prioritas Pemerintah, Sampoerna mengambil peran aktif untuk ikut memberikan kontribusi terbaiknya agar Indonesia dapat segera melewati masa sulit pandemi COVID-19 dengan tetap menjaga kestabilan dalam aspek sosial ekonomi." tutup Mindaugas




(fdl/fdl)

Hide Ads