Bagaimana Cara Desa Bisa Bangkit Lagi Usai Diterjang Corona?

Bagaimana Cara Desa Bisa Bangkit Lagi Usai Diterjang Corona?

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 11 Jun 2020 16:46 WIB
Petani tembakau memetik daun tembakau di halaman  Balai Ekonomi Desa (Balkondes) PT Telkom, di wilayah pariwisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (8/9). Daun Tembakau itu akan di jual dengan harga Rp 5.000. Balkondes Telkom ini diharapkan berperan sebagai pusat kegiatan usaha pariwisata desa dan pusat kuliner serta dapat memacu pertumbuhan ekonomi di sekitar objek wisata Candi Borobudur dan diproyeksikan menjadi Digital Heritage Village, yakni konsep desa wisata yang memadukan teknologi digital dengan keunikan suasana pedesaan dengan berbagai kegiatan budaya, kesenian, pendidikan dan agro wisata.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar membeberkan berbagai strateg pemerintah untuk meningkatkan kembali ekonomi desa dan daerah tertinggal. Ia optimistis bila dijalankan secara optimal, keuntungan yang didapat bisa dimanfaatkan pula untuk pembangunan Indonesia secara menyeluruh.

"Saya berkeyakinan betul bahwa apapun yang berkembang di desa kemudian terakumulasi agregatnya adalah bahwa kesejahteraan desa, kemaslahatan desa, pertumbuhan ekonomi desa di situ ada kesejahteraan bangsa Indonesia, pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia," kata Abdul dalam webinar nasional bertajuk Mendayagunakan Modal Desa untuk Menggerakkan Investasi Nasional, Kamis (11/6/2020).

Lalu, apa saja kiat yang disiapkan Kemendes PDTT untuk memulihkan ekonomi desa yang sempat jatuh karena pandemi Corona?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul memaparkan setidaknya ada empat strategi yang bakal dikembangkan demi memulihkan ekonomi desa, salah satunya ialah terkait wisata desa.

"Kita punya wisata desa yang cukup banyak, yang dalam situasi COVID-19 ini pasti semua collapse semua berhenti beraktivitas, tetapi hari ini hampir semua warga masyarakat itu berada pada titik jenuh dan ingin segera untuk menikmati situasi yang nyaman di lingkungannya masing-masing. Nah dari situ, daerah-daerah wisata desa akan mendapatkan kunjungan yang cukup maksimal," paparnya.

ADVERTISEMENT

Wisata desa yang sempat terbengkalai selama COVID-19 akan diperbaiki dan dirawat secara maksimal untuk meningkatkan jumlah kunjungan warga masyarakat di sana. Akhirnya, pendapatan dari wisata desa ini bisa diputar untuk meningkatkan pendapatan BUMDes.

"Dan ini juga sudah kita antisipasi misalnya dengan menggerakkan padat karya tunai desa untuk pemeliharaan peralatan dan penyempurnaan tempat-tempat wisata milik desa. Nah kalau itu sudah terjadi betul nanti, reboundnya, pasti nilai ekonomi, perputaran ekonomi di desa akan meningkat. Ketika perputaran ekonomi di desa meningkat maka pendapatan BUMDes akan naik, karena hampir 100% wisata desa itu ada di bawah naungan bumdes," tambahnya.

Selain wisata desa, sektor lain yang hendak dikembangkan oleh Kemendes PDTT adalah sektor pertanian. Menurutnya, pendapatan BUMDes yang meningkat dari wisata desa tadi bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan pertanian di desa-desa.

"Salah satu contoh, kita sedang menyiapkan intensifikasi tanaman di Kalimantan Tengah dengan luasan 10 ribu hektare. Intensifikasi ini modalnya sedikit tapi harapannya adalah produktivitasnya tinggi, kita juga menyiapkan untuk ekstensifikasi. Jadi total intensifikasi dan ekstensifikasi yang siap untuk melakukan proses ketahanan pangan, upaya ketahanan pangan itu ada 1,8 juta lahan pertanian," tuturnya.

Menurutnya, untuk luasan 10 ribu hektare lahan saja bisa menghasilkan 110 ribu ton gabah kering dan 79 ribu ton beras setiap tahunnya. Apalagi, kalau pemerintah berkenan memberi izin optimalisasi kepada 1,8 juta lahan pertanian tersebut.

Kiat lainnya ialah dengan pemasaran secara daring atau online terhadap wisata desa dan produk pertanian desa tersebut. Tak ketinggalan, melakukan permodalan BUMDes dengan cara menginvestasikan dana BUMDes tersebut di pasar modal.

"Satu contoh BUMDes-BUMDes yang sudah bagus, BUMDes yang memiliki potensi pengelolaan bisa saja kemudian menjual sahamnya dan dibeli oleh BUMDes-BUMDes di desa-desa yang tidak memiliki potensi, supaya apa, supaya terjadi pemerataan pendapatan dari berbagai eksplorasi dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat," tandasnya.




(eds/eds)

Hide Ads