Siap-siap! Biaya Umrah Bakal Naik

Siap-siap! Biaya Umrah Bakal Naik

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 12 Jun 2020 07:20 WIB
Pemerintah Arab Saudi menyetop sementara perjalanan umroh akibat merebaknya virus corona (COVID-19). Berikut foto-fotonya pascapelarangan.
Foto: Abdel Ghani BASHIR / AFP
Jakarta -

Pemerintah Arab Saudi masih menangguhkan sementara kedatangan jemaah umrah dan haji dari luar negaranya selama pandemi Corona (COVID-19). Jika umrah dibuka pada tahun 1442 hijriah, kemungkinan akan menerapkan skema new normal dengan protokol yang ketat.

Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (SAPUHI), Syam Resfiadi mengatakan hal itu akan berdampak terhadap kenaikan harga umrah. Kenaikan bisa terjadi hingga 40%.

"Kalau memang dibuka dengan prosedur new normal yang ketat ya tentunya kemungkinan bisa berjalan umrah, hanya menjadi biaya tinggi sehingga harga paket tentu naik. (Naiknya) ya sekitar 25-40% dari harga normal. Jadi kalau harga normalnya Rp 20 juta ya bisa Rp 27 jutaan," kata Syam kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syam menjelaskan, jika umrah diselenggarakan saat new normal akan ada berbagai aturan yang harus dibatasi kapasitasnya mulai dari bus hingga kamar hotel, sehingga dibutuhkan biaya tambahan.

"Kan itu jadi mahal. Bus yang setengah saja bebannya mahal juga. Belum lagi PPN (pajak pertambahan nilai) di Arab Saudi sudah naik 15% dari sebelumnya, jadi 25%," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Dengan kemungkinan adanya kenaikan harga, pihaknya menyerahkan kepada semua calon jemaah umrah jika ingin menunda atau membatalkan keberangkatan.

"Kalau mereka yang kelas bawah pasti mereka lebih baik menunda sampai kondisi kondusif atau mereka sudah mempunyai daya beli yang kuat. Kalau nggak mau mereka bisa juga membatalkan karena itu hak mereka," imbuhnya.

Dengan disetopnya umroh dan haji bikin bisnis travel babak belur. Klik halaman selanjutnya>>>

Sejak 27 Februari 2020 lalu, bisnis travel sudah tidak beroperasi karena umrah ditunda. Ditambah saat ini keberangkatan haji 2020 juga ditiadakan.

Akibatnya pekerja harus menanggung pemotongan gaji dengan persentase bertahap hingga 50% sampai Desember 2020 mendatang. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan bisnis yang hanya mengandalkan dari tabungan agar cukup sampai akhir tahun.

"Tabungan (cukup) sampai akhir tahun bulan Desember, kita hitung akhirnya pegawai kita lakukan pemotongan gaji. Gaji karyawan sudah kita potong kemarin di bulan Mei 10%, Juni ini kita potong 25%, nanti Agustus sampai Desember (dipotong) 50%," kata Syam kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).

Pemangkasan karyawan juga terjadi pada pekerja di bisnis travel umrah dan haji. Pekerja yang kontraknya habis, tidak dilanjutkan demi efisiensi bisnis.

"Yang pensiun kita pensiunkan, yang karyawan kontrak kita selesaikan, yang karyawan masih ada suami istri kita pilih salah satunya, sudah mulai kayak gitu," urainya.

Jika pemerintah Arab Saudi belum membuka kedatangan jemaah umrah dari luar negaranya sampai Desember, maka bisnis ini terancam gulung tikar.

"(Kalau sampai Desember umrah tutup) bubar dulu. Keluar dulu pegawainya, kita nggak gaji atau apa," ucapnya.


Hide Ads