Pemerintah Arab Saudi masih menangguhkan sementara kedatangan jemaah umrah dan haji dari luar negaranya selama pandemi Corona (COVID-19). Jika umrah dibuka pada tahun 1442 hijriah, kemungkinan akan menerapkan skema new normal dengan protokol yang ketat.
Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (SAPUHI), Syam Resfiadi mengatakan hal itu akan berdampak terhadap kenaikan harga umrah. Kenaikan bisa terjadi hingga 40%.
"Kalau memang dibuka dengan prosedur new normal yang ketat ya tentunya kemungkinan bisa berjalan umrah, hanya menjadi biaya tinggi sehingga harga paket tentu naik. (Naiknya) ya sekitar 25-40% dari harga normal. Jadi kalau harga normalnya Rp 20 juta ya bisa Rp 27 jutaan," kata Syam kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syam menjelaskan, jika umrah diselenggarakan saat new normal akan ada berbagai aturan yang harus dibatasi kapasitasnya mulai dari bus hingga kamar hotel, sehingga dibutuhkan biaya tambahan.
Baca juga: Siap-siap! Biaya Umrah Bisa Naik hingga 40% |
"Kan itu jadi mahal. Bus yang setengah saja bebannya mahal juga. Belum lagi PPN (pajak pertambahan nilai) di Arab Saudi sudah naik 15% dari sebelumnya, jadi 25%," sebutnya.
Dengan kemungkinan adanya kenaikan harga, pihaknya menyerahkan kepada semua calon jemaah umrah jika ingin menunda atau membatalkan keberangkatan.
"Kalau mereka yang kelas bawah pasti mereka lebih baik menunda sampai kondisi kondusif atau mereka sudah mempunyai daya beli yang kuat. Kalau nggak mau mereka bisa juga membatalkan karena itu hak mereka," imbuhnya.
Dengan disetopnya umroh dan haji bikin bisnis travel babak belur. Klik halaman selanjutnya>>>