Kawal BUMN, Erick Boyong Jenderal hingga Eks Petinggi KPK

Kawal BUMN, Erick Boyong Jenderal hingga Eks Petinggi KPK

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 13 Jun 2020 08:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Achmad Dwi Afriyadi/detikcom)
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir telah merombak besar-besaran perusahaan pelat merah. Dalam perombakan ini, Erick memboyong jenderal hingga mantan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Seperti dirangkum detikcom, Jumat (12/6/2020), sebut saja, belum lama ini Erick merombak PT Bukit Asam Tbk atau PTBA. Dalam perombakan ini, Erick memasang Carlo Brix Tewu sebagai komisaris.

Carlo sendiri saat ini menjadi 'tangan kanan' Erick. Ia menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.

Carlo merupakan lulusan Akpol 1985. Sebelum menjabat deputi di BUMN ia pernah menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam.

Karir Carlo di kepolisian terhitung cepat karena prestasi yang dicapainya. Pada tahun 2001, Carlo yang merupakan anggota Tim Kobra beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden Soeharto. Ia termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.


Di PTBA, Erick juga memasukkan Andi Pahril Pawi sebagai komisaris independen. Mengutip laman PTBA, Andi pernah menempati sejumlah posisi antara lain Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan BIN (2017), Kepala Biro Pengamanan Sekretariat Militer Presiden (2014), dan Kepala Biro Personel TNI dan Polri Sekretariat Militer Presiden (2012).

Kemudian, di PT Aneka Tambak Tbk, Erick memasukkan Bambang Sunarwibo sebagai komisaris menggantikan Zaelani. Bambang sendiri saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN).

Sedikit jauh ke belakang, dalam perombakan BUMN, Erick juga memasukkan mantan petinggi KPK di PT PLN (Persero). Ia adalah Amien Sunaryadi yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KPK dan Ketua SKK Migas, kini menjadi komisaris utama PLN.

Mantan petinggi KPK yang lain masuk ke BUMN ialah Chandra Hamzah yang kini menjadi komisaris utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN.

Apa alasan Erick Thohir? Klik halaman selanjutnya



Erick Thohir menepis jika dalam pemilihan petinggi perusahaan BUMN hanya memasukkan petinggi dari kepolisian hingga Badan Intelijen Negara (BIN). Ia mengatakan, sejumlah komisaris berasal dari lingkup lain.

"Enggak juga, Pak Agus Marto nggak dari BIN, Pak Basuki bukan dari polisi. Pak Chatib Basri bukan dari tentara, banyak lah," kata Erick di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Erick pun menjelaskan, dalam pemilihan pasti ada alasan yang valid. Misalnya, di sektor pertambangan sendiri kerap ditemui permasalahan seperti konflik lahan, perizinan hingga isu sosial. Oleh karena itu, Erick memilih orang-orang yang menguasai permasalahan-permasalahan tersebut.

"Yang namanya pemilihan itu pasti ada reason-nya kita tahu di pertambangan kadang-kadang ada konflik baik namanya tanah, baik yang namanya perizinan yang tumpang tindih. Ada juga isu sosial yang masyarakat ya kita harus mem-balance di masing-masing perusahaan-perusahaan itu yang ada ahlinya untuk di industrinya, ada ahlinya untuk keuangannya, tapi harus ada ahlinya untuk sosial isunya. Ini yang kita coba balance," paparnya.


Hal itu berlaku juga untuk di sektor asuransi. Erick menjelaskan, saat ini marak isu penipuan yang hingga hari ini tidak ada kepastian. Maka itu, Erick memilih orang-orang yang dekat dengan penegakan hukum dan ahli keuangan.

"Sama juga kalau kita ngomong di asuransi sekarang banyak sekali isu-isu penipuan yang pertanggungjawabannya kadang-kadang sampai hari ini tidak dapat kepastian. Karena itu saya memasukkan di asuransi-asuransi juga figur-figur yang dekat dengan penegakan hukum dan ahli keuangan ini cuma balance aja," terangnya.



Simak Video "Video: Erick Thohir Ungkap 2 Juta Warga RI Berobat ke LN Capai Devisa Rp 90 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads