Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat China masih menjadi negara asal impor terbesar Indonesia pada Mei 2020. Nilai total impor secara keseluruhan di Mei sebesar US$ 8,44 miliar atau turun turun 32,65% dibanding bulan sebelumnya, sementara dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 turun tajam sebesar 42,20%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan produk impor yang berasal dari negeri Tirai Bambu seperti bawang putih hingga laptop.
"Berdasarkan negara, impor utama masih dari Tiongkok sebesar 28,13%, pada Mei 2020 utamanya adalah berupa garlic/bawang putih, transmission untuk portable receiver, kemudian laptop," kata Suhariyanto dalam video conference, Jakarta, Senin (15/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dari penggunaan barangnya, Suhariyanto bilang semua mengalami penurunan baik dari konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal. Seperti konsumsi tercatat turun 23,08% dari bulan sebelumnya, lalu turun 39,83% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
"Di sana ada beberapa barang antaranya AC, kemudian jeruk mandarin dari Tiongkok, impor kurma karena Ramadhan dan Idul Fitri sudah berlalu, lalu ada penurunan untuk mesin cuci," jelasnya.
Sementara untuk bahan baku/penolong terjadi penurunan 34,66% dibandingkan bulan sebelumnya, dan turun 43,03% dibandingkan periode sama tahun 2019. Beberapa komoditas yang turun antara lain raw sugar dan gandum. Sedangkan untuk barang modal, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan antara lain mesin oven dan mesin komputer.
"Bisa dilihat, semua negatif, artinya impor semua golongan barang negatif. Jadi ini yang menyebabkan impor kita turun," ungkapnya.
(hek/ara)