Hadapi Krisis Imbas Pandemi, Menaker: Positive Thinking dan Berinovasi

Hadapi Krisis Imbas Pandemi, Menaker: Positive Thinking dan Berinovasi

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Rabu, 17 Jun 2020 11:13 WIB
Ida Fauziyah
Foto: Kemnaker
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan adaptasi, kreasi dan inovasi jadi kunci utama memenangkan persaingan dan bertahan dari krisis sebagai dampak revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19.

Menurutnya tuntutan beradaptasi dengan keadaan seperti saat ini memaksa orang untuk kreatif dan berpikir positif. Sehingga dari kreativitas yang terus dipacu tersebut akan melahirkan inovasi-inovasi baru.

"Mari kita hadapi semua tantangan dengan positive thinking serta terus berinovasi. Dengan demikian, kita tak hanya mampu menangkap peluang, tapi juga menciptakan peluang. Kita tak hanya ikut bersaing, tapi kita memenangkan persaingan," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Rabu (17/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ida juga menyatakan tantangan yang dihadapi industri dan ketenagakerjaan adalah pandemi global COVID-19 sehingga memaksa para industri tutup.

"Dampaknya, sejumlah industri terpaksa tutup. Gelombang PHK dan merumahkan pekerja, tak terhindarkan. Pertumbuhan ekonomi global maupun nasional, diprediksi menurun," imbuhnya dalam webinar bertema 'Kreatif dan Inovatif Menemukan Sumber Penghasilan Baru di Tengah Pandemi COVID-19' dengan Mahasiswa dan Civitas Akademika Universitas Pamulang di Jakarta.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, dia menuturkan sebagaimana dampak dari revolusi industri 4.0, pada sisi lain kondisi pandemi juga memunculkan peluang-peluang usaha/jenis pekerjaan baru. Industri dan pekerjaan yang mendukung implementasi new normal, sektor kesehatan, jasa ekspedisi dan jenis usaha yang mendukung protokol kesehatan akan berkembang.

Sebaliknya, lanjut Ida, banyak industri dan pekerjaan akan ter-disrupsi oleh dampak new normal, misalnya sektor pariwisata, transportasi, hiburan, manufaktur serta industri yang bertentangan dengan pelaksanaan protokol kesehatan.

Ia menambahkan revolusi industri 4.0 juga telah mengubah karakter industri. Jika sebelumnya model industri berjalan secara konvensional dengan bertumpu pada kekuatan modal dan eksplorasi sumberdaya alam, perlahan namun pasti akan bergeser menjadi industri modern yang berbasis pada inovasi dan kolaborasi.

Ida menjelaskan penggunaan otomasi teknologi dan big data pada saat ini telah berdampak pada apa yang disebut disrupsi ekonomi. Banyak jenis usaha dan jenis pekerjaan yang tidak berkembang, bahkan hilang.

"Industri padat karya mudah digantikan mesin dan beberapa skill akan digantikan oleh kecerdasan buatan. Namun banyak jenis usaha dan pekerjaan baru muncul, terutama industri yang berbasis pada IT dan Big Data," pungkasnya.




(mul/mpr)

Hide Ads