Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merilis proyeksi angka pertumbuhan ekonomi dunia minus 4,9% di sepanjang tahun 2020. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April yaitu minus 1,9%.
Menanggapi itu, Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin menilai proyeksi IMF terhadap perekonomian Indonesia tidak banyak berubah, masih di kisaran 0 koma sekian persen.
"Kalau dilihat itu growth (pertumbuhan) yang untuk Indonesia, IMF tidak terlalu downgrade ya kan. Artinya memang pertumbuhan Indonesia itu secara relatif memang kita turun jauh dan kuartal kedua negatif, kemungkinan besar negatif ya. Akan tetapi secara keseluruhan tahun 2020 ini kita secara relatif masih sekitar 0 lah, minus-minus sedikit atau plus-plus dikit," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IMF sendiri memproyeksi ekonomi Indonesia minus 0,3% sepanjang 2020 ini. Sebelumnya lembaga moneter tersebut memprediksi ekonomi Indonesia 0,5% pada 2020.
"Jadi kan sebenarnya dia nggak terlalu downgrade pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.
Dia menjelaskan ekonomi dunia minus cukup dalam berdasarkan proyeksi IMF tentu akan berdampak pada Indonesia. Namun Indonesia diuntungkan dengan faktor domestik yang masih lebih baik dibandingkan negara lain.
"Tentu ada pengaruh global factor, tapi tadi alasan saya kenapa saya bandingkan dengan negara lain karena Indonesia itu berarti domestik demand-nya masih lebih ngangkat dibanding negara-negara lain, meskipun dibandingkan Indonesia sendiri biasanya memang sangat lemah ya," tambahnya.
Baca juga: 10 Tanda Ekonomi RI Diproyeksi Menuju Minus |
(toy/eds)