Soal Peredaran Jamur Enoki, Pengusaha Ritel Tunggu Arahan Kementan

Soal Peredaran Jamur Enoki, Pengusaha Ritel Tunggu Arahan Kementan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 26 Jun 2020 17:40 WIB
Jamur Enooki
Foto: Jamur Enoki (Vadhia Lidyana/detikcom)
Jakarta -

Sebanyak 1.633 karton jamur enoki dengan berat 8.165 kg yang diimpor dari Green Co Ltd, Korea Selatan telah dimusnahkan karena tercemar bakteri listeria monocytogenes dan dapat menyebabkan penyakit listeriosis.

Selain jamur enoki yang diimpor dari perusahaan tersebut, merek lain masih beredar baik di toko-toko swalayan maupun platform e-commerce.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, pihaknya masih menunggu arahan resmi Kementan terkait jamur enoki lain yang masih beredar.

"Saya belum dapat informasi tertulisnya bagaimana yang dimaksud dengan Kementan. Tapi secara prinsip adalah kalau memang itu menjadi 1 bagian yang diatur, tentunya kami peritel modern kan akan menyikapinya. Artinya kita juga akan menindaklanjuti apa yang menjadi dasar, alasan, atau pun juga patokan yang nanti akan diberikan oleh Kementan kepada Aprindo," kata Roy kepada detikcom, Jumat (26/6/2020).

Roy mengatakan, jika ada arahan dari Kementan agar peritel menarik produk jamur enoki yang terbukti terkontaminasi bakteri, maka pihaknya siap menindaklanjuti.

"Kalau sudah terkontaminasi tentunya kita akan bertindak menyikapi dan menghilangkan dari outlet-outlet kita," tegas Roy.

Ia pun meminta hasil uji klinis dapat diberikan kepada peritel untuk nanti menjadi latarbelakang menindaklanjuti produk jamur enoki yang terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes tersebut.

"Kami sepakat kalau temuan itu sudah didasari uji klinis, dan itu sudah menjadi ketetapan ya tentunya kita harus menghilangkan. Tapi kembali lagi kalau ini dilarang pasti ada uji klinis kan? Ada akademisi, badan terkait yang melakukan uji klinis dan ini tentunya menjadi dasar untuk kami akan mencabut atau menghilangkan perdagangan tersebut," pungkas Roy.




(dna/dna)

Hide Ads