Lawan Trump, Joe Biden Mau Naikkan Pajak Perusahaan AS

Lawan Trump, Joe Biden Mau Naikkan Pajak Perusahaan AS

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 30 Jun 2020 10:08 WIB
Pemilu AS 2020: Kandidat capres Partai Demokrat, Joe Biden, bantah tuduhan melakukan serangan seksual
Foto: BBC World
Jakarta -

Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dari partai demokrat menyatakan bakal menghentikan pemotongan pajak perusahaan. Pernyataannya itu dilontarkan di hadapan para donatur kampanyenya. Joe Biden mengatakan, ia harus melakukan hal ini meski banyak orang tak menyukainya.

Joe Biden sudah mengingatkan para pendukungnya akan langkah yang ambisius itu. Kata-kata itu terus dilontarkan selama penggalangan dana virtual untuk kampanyenya, pada Senin (29/6) kemarin. Tak disangka, dengan pernyataan itu justru Biden berhasil mengumpulkan dana kampanye US$ 2 juta atau sekitar Rp 28,6 miliar (kurs Rp 14.300).

Biden selama ini telah menghindari kampanye tatap muka selama pandemi virus Corona (COVID-19). Ia mengatakan, langkah pencegahan Corona dan pemulihan dari krisis kesehatan ini dapat menghadirkan peluang untuk memperkuat perekonomian masyarakat kelas menengah, dan mendorong investasi di bidang energi bersih dan infrastruktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman, ini adalah pekerjaan yang sangat sulit. Dan Donald Trump telah membuat kita jauh lebih sulit untuk membayar tagihan," kata Biden dilansir dari CNBC, Selasa (30/6/2020).

Menurutnya, sebelum pandemi Corona pun ekonomi AS telah 'membeku' dan membuat angka pengangguran kian melonjak.

ADVERTISEMENT

"Pemotongan pajak yang tinggi ini telah menyebabkan kita mengalami defisit triliunan dolar. Saya akan menghentikan pemotongan pajak Trump yang mencapai US$ 2 triliun itu. Dan banyak dari kalian tak akan menyukainya. Tetapi saya akan menutup celah itu," sambung Biden.

Trump sebelumnya telah mengurangi pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%. Namun, Biden justru akan menaikkan pajak perusahaan menjadi 28%. Menurutnya, langkah itu akan menaikkan pendapatan negara hingga US$ 1,3 triliun atau sekitar Rp 18.633 triliun selama dekade berikutnya.

"Kita harus berpikir sebesar tantangan yang kita hadapi saat ini. Ini Amerika, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan. Saya pikir negara sudah siap," tutur Biden.




(eds/eds)

Hide Ads