Di Tengah Pandemi Gini Mau Mulai Bisnis, yang Moncer Apa Ya?

Di Tengah Pandemi Gini Mau Mulai Bisnis, yang Moncer Apa Ya?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 01 Jul 2020 10:53 WIB
rupiah
Foto: shutterstock
Jakarta -

Banyak pekerja yang pendapatannya berkurang bahkan hilang karena terdampak pandemi Corona (COVID-19). Menjadi wirausaha bisa jadi jalan keluar, tetapi kerap kali bingung mau bisnis apa.

Pengusaha Jaya Setiabudi mengatakan sebelum memilih usaha pastikan jenis usaha tersebut akan bertahan lama seperti di sektor pangan karena bisnis tersebut tidak bersifat musiman. Dia mencontohkan seperti Indomie, yang dalam keadaan apapun masih banyak dicari orang.

"Kalau sekarang ditanya apa bayangan saya Indomie. Pada saat pandemi (permintaan) naik, krisis naik, bencana naik, new normal tetap makan Indomie. Pangan tidak pernah tergantikan tapi hanya terjadi behaviour dalam mengkonsumsinya," kata dia dalam acara d'Mentor @detikcom, Selasa (30/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, melihat pandemi ini kemungkinan ke depan pertemuan secara online akan menjadi kebiasaan. Hal itu bisa menjadi salah satu peluang bisnis.

"Ternyata kita masih zoom-an seperti ini atau vidcon, yang dibutuhkan berarti microphone. Ini jadi new normal kita nanti microphone. Paket vlog, paket video conference di bawah Rp 1 juta itu akan jadi boom dengan peralatan yang sederhana tapi berkualitas," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Jika sasaran bisnisnya adalah milenial, maka penjualan harus dilakukan secara online. Kalau bisa hindari produk minuman dan carilah produk-produk yang pengirimannya tidak terbatas dengan geografis.

"Minuman yang cair akan berbasis geografis alias nanti akan terbentur dengan distribusi geografis. Kalau anak-anak milenial saran saya itu (minuman) yang buat kolonial. Milenial itu yang bisa dikirim saja yang JNE-able, yang gampang dikirim," sebutnya.

Untuk yang berusia 50 tahun ke atas jika mau memulai bisnis bisa di sektor pertanian yang menjual komoditas pangan. Selain untuk berbisnis, usaha ini bisa membantu pemerintah menekan impor pangan.

"Misalnya makanan, farming atau perkebunan, produksi itu masih bagus karena anak muda biasanya nggak telaten untuk produksi. Makanya saya sering katakan generasi tua memproduksi, generasi muda memasarkan," imbuhnya.




(dna/dna)

Hide Ads