Berdasarkan data dirilis BPS Aceh, tiga kota di Aceh pada Juni mengalami deflasi yaitu Kota Meulaboh deflasi 0,19%, Kota Banda Aceh deflasi 0,18% dan Lhokseumawe deflasi 0,08%. Bila dilihat secara agregat yaitu gabungan tiga kota tersebut, Aceh mengalami deflasi sebesar 0,15%.
"Pada Juni 2020 bahwa deflasi Aceh 0,15 persen. Ini kondisi bulan Juni memang pada bulan-bulan puncak inflasi yang biasanya terjadi pada Ramadhan deflasi agak berbeda pada tahun ini. Tentu sama-sama dimaklumi hal ini juga terkait dengan wabah COVID-19," kata Kepala BPS Aceh Ihsanurijal dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/7/2020).
Menurut Ihsanurijal, dari 133 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada Juni 2020, 81 jenis barang dan jasa mengalami peningkatan harga dan 52 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya
penurunan harga. Sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu bawang merah 0,1125%, cabai merah 0,0733%, jeruk 0,0717%, emas perhiasan 0,0579%, dan udang basah 0,0450%.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras 0,2324%, telur ayam ras 0,0667%, ikan tongkol/ikan ambu-ambu 0,0571%, kangkung 0,0506%, dan bayam 0,0367%.
"Jadi jenis barang yang mempunyai andil besar dalam deflasi pada Juni yaitu bawang merah, cabai merah dan jeruk," jelas Ihsanurijal.
Baca juga: Inflasi Sultra Terkendali di 0,26% |
Bila dilihat tingkat inflasi tahun kalender Juni terhadap Desember 2019 di Provinsi Aceh yaitu 1,66%. Sedangkan inflasi year on year (Juni 2020 terhadap Juni 2019) di Tanah Rencong yakni 1,36%.
"Jika dilihat dari 24 kota di Sumatera, 16 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan sebesar 1,13% dan yang terendah di Kota Bandar Lampung sebesar 0,03%. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh 0,19% dan terendah di Kota Padang Sidimpuan 0,02%," ungkapnya.
(agse/dna)