Pembangunan proyek moda raya terpadu (MRT) Jakarta fase II mendapatkan pendanaan Rp 22,5 triliun dari Jepang. Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar memastikan pinjaman tersebut tidak terganggu oleh pandemi COVID-19.
"(Pendanaan) Jepang tidak ada perubahan. Dana yang dikucurkan itu masih totalnya Rp 22,5 triliun," kata dia di Depo MRT Jakarta Lebak Bulus, Kamis (2/7/2020).
Dia juga menjelaskan tidak ada perubahan jadwal pencairan pinjaman dari Negeri Sakura tersebut. Artinya masih sesuai jadwal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak ada rescheduling (penjadwalan ulang) anggaran. Itu tetap kita kerjakan," sebutnya.
William pada kesempatan sebelumnya mengatakan proyek CP201 Bundaran HI-Harmoni akan memakan biaya Rp 4,5 triliun dari total biaya fase II sebesar Rp 22,5 triliun. Kontrak CP201 dikerjakan oleh konsorsium Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) sebagai kontraktor untuk menggarap fase II paket CP201.
"Untuk CP201 itu biayanya Rp 4,5 triliun. Itu didapatkan dari dana MRT pinjaman Jepang. Totalnya Rp 22,5 triliun yang disiapkan, tapi kita belum tahu perjalanannya," ungkapnya di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).
Namun pekerjaan CP201 Bundaran HI-Harmoni yang semula ditargetkan rampung pada Desember 2024 mendatang diperkirakan molor ke Maret 2025 imbas pandemi COVID-19.
(toy/fdl)