Transportasi Publik Dituding Rawan Corona, Bos MRT: Saya Bantah!

Transportasi Publik Dituding Rawan Corona, Bos MRT: Saya Bantah!

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 02 Jul 2020 14:55 WIB
Dirut MRT Jakarta William Sabandar
Foto: Ari Saputra/detikFoto
Jakarta -

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar membantah bahwa transportasi publik rawan penyebaran virus COVID-19. Khususnya di moda raya terpadu Jakarta, dia memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat untuk memastikan penggunanya tidak terpapar virus Corona.

"Saya ingin membantah ya dan saya ingin menegaskan bahwa untuk kasus MRT dan transportasi publik yang ada di Jakarta dan sekitarnya itu tidak benar, bahwa ada stigma yang mengatakan kalau naik transportasi publik orang menjadi mudah terpapar itu tidak benar," kata dia di Depo MRT Jakarta Lebak Bulus, Kamis (2/7/2020).

Dia menjelaskan seluruh protokol kesehatan diterapkan secara tegas, mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, jaga jarak antar orang, penyemprotan desinfektan, kemudian dilarang berbicara di dalam kereta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi mudah-mudahan dengan seperti ini MRT tetap menjadi fasilitas yang aman. Dan seluruh transportasi publik di Jakarta dan di Indonesia itu merupakan fasilitas publik yang aman dan nyaman untuk seluruh penggunanya," lanjut William.

Bahkan pihaknya bekerja sama dengan ITB untuk melakukan simulasi terkait penggunaan transportasi publik yang aman dan bagaimana memastikannya selalu aman.

Dia mencontohkan bahwa New York yang penduduknya padat dan pengguna transportasi berbasis relnya masif, memiliki penularan virus Corona yang lebih rendah dibandingkan kota lain yang lebih banyak pengguna kendaraan pribadinya.

"Di New York, Manhattan, yang padat itu tergantung pada subway, itu memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah daripada Staten Island yang didominasi oleh mobil," ujarnya.

Begitu pula dengan Jepang yang sudah terkenal dengan keretanya. Di sana tingkat infeksinya juga terbilang kecil. Yang penting adalah para penumpang disiplin mematuhi protokol kesehatan di transportasi publik. "Jepang, yang memiliki beberapa jaringan kereta tersibuk di dunia ini sangat sedikit infeksinya, hanya sekitar 17 ribu, kurang dari 1%," tambah dia.



Simak Video "Video Problematika Transportasi Publik di Berlin Jerman"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads