Mantan Menteri Perekonomian Darmin Nasution bercerita soal perjuangannya dulu menulis skripsi saat masih di bangku kuliah. Menurutnya, saat itu di zamannya, mengajukan proposal skripsi tak semudah zaman sekarang. Apalagi proses revisi proposalnya pun memakan waktu yang tidak sedikit. Sebagaimana diketahui, Darmin menempuh pendidikan sarjananya waktu itu sekitar tahun 1970-an di jurusan Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan lulus di tahun 1976.
"Saya sudah menyusun proposal disiapkan dengan matang tiba-tiba Pak Dorodjatun (dosen pembimbing Darmin sekaligus Eks Menko Perekonomian RI) komentarnya begini, 'oh tidak bisa kalau cuma bicara Demand of Money, Anda harus bisa menjelaskan bagaimana uang mulai masuk ke perekonomian Indonesia'," ujar Darmin dalam acara peluncuran dan bedah buku ILUNI FEB UI, Sabtu (4/7/2020).
Sehingga, saat itu, Darmin harus merevisi proposal skripsinya dan menambah 1 bab yang menjelaskan bagaimana proses masuknya uang ke dalam perekonomian Indonesia. Saat itu, yang belum ada aplikasi penerjemah seperti sekarang, membuat Darmin harus rela mendatangi dosen-dosen tua yang mengerti bahasa Belanda demi melengkapi proposal skripsinya tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadilah saya harus membuka laporan-laporan bank bahkan sebagian mungkin masih berbahasa Belanda sehingga harus mencari dosen lain yang tua yang mengerti bahasa Belanda, selain itu mengenal penulis atau ekonom yang bukan mainstream tapi orang-orang lama," ungkapnya.
Untuk diketahui, saat itu Darmin memang mengajukan proposal skripsi dengan tema Demand of Money. Metode penelitian yang digunakan dalam proposal skripsinya pun saat itu langsung memilih metode kuantitatif, yang mana pada zaman Darmin masih kuliah, metode ini belum berkembang maju seperti sekarang. Untuk itu, Darmin menilai proposal skripsi yang ia susun waktu itu sudah cukup serius dan mendalam. Akan tetapi, berkat penolakan yang diterimanya, justru membawa hikmah tersendiri bagi kariernya terutama saat duduk sebagai pembuat kebijakan di pemerintahan.
"Nah jadi saya kemudian mengalami betul, mencoba memahami bagaimana sih proses masuknya uang ke ekonomi Indonesia dan itu cukup mempengaruhi saya di dalam proses perjalanan selanjutnya," pungkasnya.
(fdl/fdl)