Pengusaha memberi catatan kepada para menteri menyikapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat melontarkan isu reshuffle di depan para pembantunya itu. Jokowi jengkel masih ada menteri yang terlihat biasa saja dalam bekerja di tengah pandemi COVID-19 ini.
Namun belakangan, Mensesneg Pratikno dari pihak Istana Kepresidenan mengatakan teguran tersebut direspons positif jajaran kabinet. Oleh karena itu, menurutnya isu reshuffle kabinet saat ini sudah tidak relevan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memberi tiga poin catatan terhadap para menteri menyikapi isu tersebut. Namun dirinya tak mau masuk ke dalam persoalan reshuffle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku nggak ngomong reshufflenya lah, mungkin lebih kepada outcome-nya saja deh. Jadi biar masyarakat yang bisa menilai sendiri. Nggak usah sebut menterinya," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (7/7/2020).
Hal pertama yang menjadi catatan pihaknya sebagai Pengusaha adalah rendahnya penyerapan anggaran kesehatan untuk pandemi COVID-19. Saat ini realisasinya baru sekitar RP 4,09 triliun atau 4,68% dari pagu sebesar Rp 87,5 triliun.
"Jadi outcomenya itu contohnya penyerapan di kesehatan. Pandemi yang lagi parah-parahnya, itu penyerapan 4,68%. Saya bingung kok bisa rendah sekali," sebutnya.
Hariyadi memahami bahwa dalam menyalurkan anggaran tersebut ada administrasi dan aturannya. Dalam hal ini dia mempertanyakan siapa yang harus bertanggung jawab.
"Aku nggak menyalahkan siapapun. Gini deh, faktanya gitu lah, gitu saja lah. Itu siapa yang tanggung jawab? namanya mencerminkan bahwa memang kondisi itu tidak cepat ditangani. Yang paling krusial kan di kesehatan," lanjutnya.