Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur keras para menteri Kabinet Indonesia Maju. Teguran itu disampaikan Jokowi lantaran menurutnya kerja para menteri terkesan lambat dan biasa-biasa saja di tengah pandemi Corona.
Padahal, dalam situasi seperti saat ini butuh kinerja ekstra keras, terutama di bidang ekonomi dan kesehatan. Berikut 5 teguran keras Jokowi tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(1) Jokowi meminta seluruh menteri kerja lebih keras, jangan kerja biasa-biasa
"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini. Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin 2 minggu ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya 2 hari selesai, itu loh yang saya inginkan," tegas Presiden saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (7/7/2020), Dikutip dari situs presidenri.go.id, Rabu (8/7).
(2) Jokowi tegur menteri, 3 bulan work from home serasa cuti
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyentil kinerja para menterinya. Jokowi menyinggung sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang dilakukan selama ini justru tampak seperti cuti.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas bersama menteri dan kepala lembaga negara mengenai 'Percepatan Penyerapan Anggaran di 6 Kementerian/Lembaga' pada Selasa (7/7) lalu. Video itu kemudian diunggah dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/7) kemarin.
"Saya minta kita memiliki sense yang sama. Sense of crisis yang sama. Jangan sampai 3 bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work form home. Yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," kata Jokowi, seperti dilihat detikcom, Kamis (9/7/2020).
(3) Jokowi meminta para menteri jangan menganggap situasi sekarang biasa-biasa saja
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menterinya untuk merespons serius proyeksi ekonomi dunia yang bakal merosot tahun ini. Dia meminta agar para menteri bekerja seperti dalam kondisi krisis.
Jokowi memaparkan proyeksi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang menyebutkan kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6%. Dia minta proyeksi itu tak diremehkan.
"Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan," ujarnya dilansir dari laman Presiden RI, Rabu (8/7/2020).
Langsung klik halaman selanjutnya untuk poin 4 dan 5.