5 Teguran Keras Jokowi ke Menteri di Tengah Pandemi

5 Teguran Keras Jokowi ke Menteri di Tengah Pandemi

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 09 Jul 2020 16:19 WIB
Presiden Jokowi
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur keras para menteri Kabinet Indonesia Maju. Teguran itu disampaikan Jokowi lantaran menurutnya kerja para menteri terkesan lambat dan biasa-biasa saja di tengah pandemi Corona.

Padahal, dalam situasi seperti saat ini butuh kinerja ekstra keras, terutama di bidang ekonomi dan kesehatan. Berikut 5 teguran keras Jokowi tersebut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(1) Jokowi meminta seluruh menteri kerja lebih keras, jangan kerja biasa-biasa

"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini. Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin 2 minggu ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya 2 hari selesai, itu loh yang saya inginkan," tegas Presiden saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (7/7/2020), Dikutip dari situs presidenri.go.id, Rabu (8/7).

ADVERTISEMENT

(2) Jokowi tegur menteri, 3 bulan work from home serasa cuti

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyentil kinerja para menterinya. Jokowi menyinggung sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang dilakukan selama ini justru tampak seperti cuti.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas bersama menteri dan kepala lembaga negara mengenai 'Percepatan Penyerapan Anggaran di 6 Kementerian/Lembaga' pada Selasa (7/7) lalu. Video itu kemudian diunggah dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/7) kemarin.

"Saya minta kita memiliki sense yang sama. Sense of crisis yang sama. Jangan sampai 3 bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work form home. Yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," kata Jokowi, seperti dilihat detikcom, Kamis (9/7/2020).

(3) Jokowi meminta para menteri jangan menganggap situasi sekarang biasa-biasa saja

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menterinya untuk merespons serius proyeksi ekonomi dunia yang bakal merosot tahun ini. Dia meminta agar para menteri bekerja seperti dalam kondisi krisis.

Jokowi memaparkan proyeksi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang menyebutkan kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6%. Dia minta proyeksi itu tak diremehkan.

"Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan," ujarnya dilansir dari laman Presiden RI, Rabu (8/7/2020).

Langsung klik halaman selanjutnya untuk poin 4 dan 5.

(4) Jokowi meminta para menteri memiliki sense of crisis

Jokowi pun meminta para menterinya untuk bekerja tidak seperti biasanya. Dia ingin semua menteri merasa bekerja seolah-olah sudah dalam kondisi krisis.

"Tadi di depan saya sudah minta, kita harus memiliki sense of crisis yang sama. Regulasi sederhanakan, SOP sederhanakan. Sesuai dengan keadaan krisis yang kita hadapi. Semua negara sekarang ini mengalami itu, kerjanya cepet-cepetan. Ini kita berkejar-kejaran dengan yang namanya waktu. Jadi sekali lagi ganti channel dari channel normal ke channel krisis," ujarnya saat membuka rapat terbatas yang membahas serapan anggaran seperti dilansir Kamis (9/7/2020).

(5) Jokowi menegaskan belanja kementerian harus dipercepat

Jokowi meminta regulasi yang berkaitan dengan belanja pemerintah tersebut dapat lebih disederhanakan sesuai dengan kebutuhan di masa yang membutuhkan upaya luar biasa ini.

"Saya minta semuanya dipercepat, terutama yang anggarannya besar-besar. Ini Kemendikbud ada Rp 70,7 triliun, Kemensos Rp 104,4 triliun, Kemenhan Rp 117,9 triliun, Polri Rp 92,6 triliun, Kementerian Perhubungan Rp 32,7 triliun," kata Jokowi dilansir laman Presiden RI, Rabu (8/7/2020).


Hide Ads