Program Tol Laut sampai saat ini masih berjalan. Muatan balik tol laut dari wilayah timur Indonesia juga menunjukkan kemajuan.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko menjelaskan saat ini beberapa daerah melakukan perubahan kemajuan yang cukup baik.
"Misalnya daerah Maluku Utara, yaitu Babang dan Weda misalkan itu menunjukkan ada perubahan yang bisa kita lihat. Tadinya tiga kontainer, kemarin kita lihat ada yang sampai 34 kontainer. Isinya mulai kayu, kelapa, kopra, ada beberapa produk ikan karena kita menyediakan kontainer berpendingin atau 'reefer container'. Ada sekitar lima unit itu bisa dimanfaatkan membawa hasil-hasil produk ikan," kata dia dalam siaran pers, Jumat (10/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu hal yang sama juga terjadi di Morotai, Bitung, Tahuna, Saumlaki, bahkan ada yang sampai mengirimkan muatan baliknya hingga 54 Teus, di mana mayoritas muatan berisi ikan, kayu, kopra, dan lainnya.
Hal ini cukup membanggakan sebab ada daerah yang sebelumnya tingkat keterisian muatan balik hanya sekitar 10%, saat ini ada yang di atas 60%.
Dia menjelaskan untuk meningkatkan keterisian kapal muatan balik tol laut dibutuhkan dukungan Pemerintah Daerah atau Pemda.
"Kami sangat apresiasi beberapa kepala daerah sudah membuktikan komitmennya untuk mengirim muatan balik produksi daerah. Kita juga terus lakukan koordinasi, kementerian/lembaga terkait, kalau produk muatan balik Tol Laut tersebut agar tepat sasaran seperti produk ikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, perkebunan dengan Kementerian Pertanian, juga lainnya dengan kementerian terkait," jelasnya.
Simak Video "Video Pajak 0,5% E-Commerce, idEA: Tak Berat, Tapi Mekanismenya Harus Jelas"
[Gambas:Video 20detik]