3 Fakta Stanley Ho, Raja Judi yang Dimakamkan 10 Juli 2020

3 Fakta Stanley Ho, Raja Judi yang Dimakamkan 10 Juli 2020

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 11 Jul 2020 11:45 WIB
Raja Kasino asal Makau Stanley Ho tutup usia di umur 98 tahun. Yuk lihat lagi perjalanan sang raja kasino membangun kerajaan bisnis judi terbesar di Asia.
Foto: AP Photo/Vincent Yu

2. Bangun pusat judi terbesar di Asia

Selama hidupnya Ho berupaya untuk membuat orang terkasihnya agar jauh dari meja judi. Ia juga memiliki bisnis game paling menguntungkan di dunia melalui perusahaannya SJM Holdings Ltd senilai US$ 6 miliar. Ho juga sukses membangun Makau menjadi pusat judi terbesar setara dengan Las Vegas di Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama beberapa dekade, Ho menginvestasikan sejumlah besar uang di Kanada, Timor Timur, Mozambik, Vietnam, Portugal, China, Hong Kong, Indonesia, dan Filipina. Pada satu titik, dia bahkan berhasil membuat kasino dibuka di ruang bawah tanah sebuah hotel Korea Utara.

3. Jumlah hartanya Rp 29 triliun

ADVERTISEMENT

Berdasarkan Forbes, jumlah kekayaan Stanley Ho sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29 triliun (kurs Rp 14.500/US$). Dia juga telah membeli hotel Mandarin Oriental Makau tahun lalu dan mengubahnya menjadi Grand Lapa.

Sayang, masa kecil yang dia jalani tak berlangsung mulus. Ketika Ho masih anak-anak, ayahnya bangkrut. Itu membuat keluarganya harus menghadapi kondisi keuangan yang memprihatinkan, dan diperparah ketika dua saudara laki-lakinya bunuh diri.

Ho kurang berprestasi di bidang akademik. Namun, dia menyadari pendidikan adalah kesempatan terbaiknya untuk mendapatkan kembali kekayaan yang dulu pernah dimiliki keluarganya. Tekad itu memicu dirinya mengejar beasiswa ke Universitas Hong Kong.

Rupanya nasib berkata lain. Saat itu sedang berlangsung awal Perang Dunia II yang menyebabkan invasi oleh Jepang. Dia terpaksa melarikan diri ke Makau.

Kondisi tersebut membuatnya beradaptasi. Singkatnya dia mulai bekerja di perusahaan ekspor-impor milik Jepang. Ho menyelundupkan barang-barang mewah ke China, dan hal itu memungkinkannya untuk mengumpulkan sedikit uang.

Dengan uang itu lah dia meluncurkan perusahaan konstruksi dan minyak tanah. Perlahan namun pasti, dia membangun kerajaan bisnisnya sendiri.


(eds/hns)

Hide Ads