Pengusaha Hotel dan Restoran Butuh Rp 21 T, Buat Apa?

Pengusaha Hotel dan Restoran Butuh Rp 21 T, Buat Apa?

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 15 Jul 2020 07:30 WIB
Museum Hotel Antakya Turki
Ilustrasi hotel/Foto: Museum Hotel Antakya/CNN
Jakarta -

Meski telah diizinkan beroperasi kembali, industri pariwisata terutama hotel dan restoran mengaku belum bisa pulih seutuhnya, mengingat kecilnya minat masyarakat dan masih rumitnya regulasi bepergian selama pandemi ini. Untuk itu, salah satu harapan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk segera pulih adalah diberikan tambahan modal kerja.

"Penambahan modal kerja ini kami sangat butuhkan karena hampir mayoritas perusahaan telah habis modal kerjanya selama pandemi," ujar Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam Rapat Dengar Pendapat secara virtual dengan Komisi X DPR RI, Selasa (14/7/2020).

Adapun suntikan tambahan modal kerja yang diharapkan PHRI adalah sebanyak Rp 21,3 triliun untuk 715.000 unit kamar hotel dan 17.862 unit restoran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kami hitung seluruh biaya overhead di luar bahan baku makanan dan minuman, itu kami ketemu angka Rp 21,3 triliun untuk modal kerja 6 bulan yang dibutuhkan dengan asumsi mereka mengalami modal kerja yang sama sekali habis. Jadi ini overhead, gaji pegawai, listrik, promosi pokoknya di luar bahan baku makanan dan minuman," ungkapnya.

Pihaknya, juga berharap pemerintah menggelontorkan bantuan langsung tunai bagi pekerja sektor pariwisata yang tidak dapat bekerja selama pandemi

ADVERTISEMENT

"Dan juga kami berharap belanja operasional pemerintah, seperti perjalanan dinas, akomodasi, penyewaan ruang pertemuan dan lain-lain agar dapat segera dilaksanakan, ini adalah untuk memberikan menimbulkan permintaan," dorongnya.

Terakhir adalah keberadaan maskapai penerbangan dengan rute penerbangannya agar tetap dipertahankan sebagai sarana konektifitas.

"Kami berharap tetap dapat dipertahankan karena ini adalah sebagai sarana konektifitas kita, karena kami agak khawatir seperti lion kemarin sudah PHK 3.000 orang, kami khawatir kalau sampai terus-terusan seperti ini, konektifitas kita ke berbagai kota khususnya ke wilayah Timur itu bermasalah," tutupnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads