Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan saat ini petani di Sumsel masih kesulitan mendapatkan modal melalui kredit usaha rakyat (KUR). Padahal plafon KUR untuk Sumsel senilai Rp 4,4 triliun dan baru tersalur Rp 1,3 triliun sampai saat ini.
"Baru berapa persen saja itu. Mimpi Saya, penyaluran bisa 80-90%. Makanya hari ini saya kumpulkan semua kita carikan formula yang tepat bagaimana memudahkan penyaluran kredit ini untuk petani," ujar HD sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/7/2020).
HD mengakui petani cenderung sulit menyerap bantuan permodalan lantaran mereka belum bankable. Padahal ia paham betul sebenarnya tak sedikit petani yang memiliki kemampuan dan disiplin dalam membayar pinjaman di bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp 8-9 juta saja. Problem-nya karena sasaran tidak bankable. Mereka susah mau utang ke bank Rp 50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar," imbuhnya yang juga memimpin langsung Rapat Koordinasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Petani.
Oleh karena itu, agar ke depan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan, ia bakal membuat tim khusus. Menurutnya, tim ini yang akan menjembatani kesulitan petani.
"Saya sebagai Gubernur ingin menjamin tapi tentu dengan SOP yang benar demi untuk petani. Tim inilah nanti yang akan bekerja keras," jelasnya.
Tim ini, kata HD, akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran. Termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerja sama dengan pihak perbankan di antaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan BSB Sumsel.
Dalam rapat tersebut HD bahkan mengundang langsung sejumlah petani dari Kabupaten yang berhasil mendapatkan pinjaman tanpa menggunakan agunan ke bank. Ia berharap inovasi yang berhasil dilakukan petani di Desa Talang Rejo Banyuasin bisa menginspirasi petani di daerah lain.
Jika dalam kondisi seperti ini saja Sumsel bisa masuk peringkat 5 besar sebagai daerah tertinggi penghasil pangan, dengan penyaluran KUR yang maksimal dia optimis Sumsel bisa merangsek ke peringkat tiga besar.
"Dibandingkan Pulau Jawa, kita masih sangat punya potensi. Karena lahan kita sangat luas. Sementara mereka kan terbatas. Jadi Saya masih yakin sekali," ungkapnya.
HD menilai inovasi kepala desa yang terkoordinir itu harus di-breakdown ke seluruh kepala desa lain agar menjadi percontohan. Dengan demikian ditargetkan Sumsel dapat menjadi Provinsi penyangga pangan di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Desa Talang Rejo, Kabupaten Banyuasin Hendri Kuswoyo, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa kredit ratusan juta hingga milyaran rupiah yang berhasil mereka pinjam dari bank saat ini tak lepas dari bimbingan salah seorang staf bank BNI pada 2016 silam.
"Waktu itu belum banyak program seperti sekarang. Ini murni keinginan Saya karena prihatin melihat banyak 'ijon' yang luar biasa. Kenal pak Suprayitno dan dia yang mengajari Saya masuk ke KUR," katanya.
Saat itu lanjut Hendri, petani sulit mendapat bantuan pinjaman karena mereka susah mengurus administrasi, seperti KK, KTP dan surat keterangan usaha serta surat bahwa petani tersebut benar punya lahan.
Waktu itu mulanya ada sekitar 20-25 petani yang mau meminjam. Agar tidak bermasalah pada saat pembayaran, Hendri berinisiatif meminta agar petani mengumpulkan agunan sebatas kepada kepala desa.
"Ini tidak saya agunkan tapi simpan saja di deposit box. Kalau panen baru bayar. Kalau mereka tidak mau bayar artinya saya yang tanggung ke BNI waktu itu. Dan Alhamdulillah selama ini mereka lancar bayar. Clear," jelasnya,
Agar pola ini berjalan lancar tanpa kredit macet, Hendri mengaku memang harus selektif memilih petani yang bisa mendapatkan bantuan pinjaman. Biasanya lanjut Hendri pinjaman senilai Rp 20 juta untuk saprodi itu cair Agustus dan dibayar pada bulan Februari tahun berikutnya.
"Sekarang kami sedang berupaya kredit alsintan dan untuk administrasinya BUMdes yang mengurus. Alhamdulillah sejak 3 tahun terakhir sudah miliaran KUR yang masuk ke Desa Talang Rejo," jelasnya.
Sebagai informasi, hadir dalam kesempatan tersebut Kepala OJK Regional VII Sumbagsel Untung Nugroho, Pemimpin Wilayah BNI Palembang, Dodi Widjajanto, Pemimpin Wilayah BRI Palembang Revi Rizal, Pemimpin Bank Mandiri Wilayah Palembang diwakili Deputi Kepala Wilayah Mandiri Regional II, serta Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel (BSB) Antonius Prabowo Argo.
Kemudian Plt Asisten I Pemprov Sumsel Bidang Pemerintahan dan Kesra Akhmad Najib, Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Yohannes Toruan, Kadis Pertanian Sumsel Antoni Alam, serta Petani dari Kabupaten Banyuasin Desa Talang Rejo.
(mul/ega)