3 Sentilan Sri Mulyani buat Mereka yang Bicara Kasar soal Utang

3 Sentilan Sri Mulyani buat Mereka yang Bicara Kasar soal Utang

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 18 Jul 2020 21:41 WIB
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyentil orang-orang yang suka bicara kasar soal utang pemerintah. Dia menegaskan terbuka terhadap semua kritikan, termasuk soal utang, namun jika disampaikan dengan kata-kata kasar artinya keimanan dan etika si pengkritik patut dipertanyakan.

Berikut 3 sentilan Sri Mulyani.

1. Pertanyakan Etika

Mereka yang mengkritik dengan kata-kata kasar patut dipertanyakan keimanan dan etikanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi yang sampai ngomongnya kasar-kasar, menurut saya itu tidak bagus, itu menunjukkan adab sopan santun dan agama Anda sih sebenarnya, kalau Anda sering marah-marah itu. Kayaknya etika anda dan keimanan Anda kayaknya menjadi pertanyaan yang sangat serius," kata Sri Mulyani dalam acara Bincang Sabtu Siang di live Instagram pribadinya @smindrawati, Sabtu (18/7/2020).

2. Jangan Anggap Utang Sebagai Stigma

Sri Mulyani meminta masyarakat tak menganggap utang sebagai hal yang negatif.

ADVERTISEMENT

"Jadi saya hanya ingin menyampaikan saja, kalau Anda bertanya tentang utang, jangan merasa ini sesuatu yang stigma. Saya sebagai Menteri Keuangan mengelola saja, sama seperti Anda mengelola perusahaan, ada aset, ada ekuitas, ada utang, ada pendapatan, ada biaya, itu semua dikelola secara seimbang, sehingga negara tetap jalan, atau kalau perusahaan ya perusahaan bisa jalan, kalau dia punya utang dia bisa bayar kembali, dan pendapatannya itu bisa lebih besar lagi dari apa yang biasa dia bayarkan," terang Sri Mulyani.

3. Berikan Masukan yang Baik

Sri Mulyani juga menegaskan segala macam penerimaan, pengeluaran, dan utang selalu disampaikan secara transparan. Masyarakat dipersilakan memantau laporannya, sehingga bisa sama-sama menilai dan memberi masukan. Namun, ia menegaskan dalam memberi masukan, harusnya disampaikan dengan cara yang baik.

"Dikelola dengan transparan nggak? Ya iya, maka semua mari kita coba melihat semua aspek, yang namanya keuangan negara itu uang rakyat, uang kita semua. Makanya saya sering sebutkan, ini uang kita, lihatin semuanya, tidak hanya utang, pajaknya, belanjanya, dan investasinya, infrastrukturnya dah bagus belum, anda sudah menikmati belum, apakah anda setuju atau nggak. Jadi itu semuanya yang akan membuat debatnya menjadi bagus, sehat gitu," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.




(hek/ara)

Hide Ads