Luhut Sebut Harga Rapid Test Makin Murah, Ada yang Cuma Rp 75.000

Luhut Sebut Harga Rapid Test Makin Murah, Ada yang Cuma Rp 75.000

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 21 Jul 2020 14:38 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandajaitan saat menjalani wawancara dengan detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bercerita soal alat rapid test yang makin murah yang tadinya seharga Rp 150 ribu kini jadi Rp 75 ribu. Dia menyebutkan hal itu terjadi karena banyaknya rapid test buatan dalam negeri.

Awalnya Luhut bicara soal investasi fasilitas pengolahan sampah jadi bahan bakar dengan sistem Refuse-derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah. Jumlahnya bisa sampai Rp 80 miliar.

Namun, harga tersebut bisa turun apabila banyak diproduksi di dalam negeri. Dia mencontohkan hal itu terjadi pada alat rapid test yang banyak diproduksi BPPT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Investasi nilainya Rp 70-80 miliar. Kalau dibikin banyak dalam negeri ya costnya bakal turun. Nah itu sama aja dengan sekarang rapid test buatan BPPT," ungkap Luhut saat meresmikan fasilitas pengolahan sampah RDF di Cilacap, yang disiarkan di YouTube, Selasa (21/7/2020).

Dia bercerita, awalnya harga pasaran rapid test per unitnya bisa mencapai Rp 150 ribu. Kini dia mengklaim harganya sudah lebih murah cuma Rp 75 ribu.

ADVERTISEMENT

"Dulu itu dihargai Rp 150 ribu, sekarang dibuat BPPT Rp 75 ribu dengan akurasi 98%. Mudah-mudah bisa turun lagi," ungkap Luhut.

Luhut menambahkan bahwa masyarakat harus lebih mencintai produk dalam negeri. Kemudian, apabila produk dalam negeri masih memiliki kekurangan, hendaknya diberi masukan dan saran yang santun.

"Saya pikir kalau cinta buatan Indonesia pasti kompak. Kalau kurang ya dikritik secara santun," ungkap Luhut.




(dna/dna)

Hide Ads