Jaga Pangan di Tengah Pandemi, RI Genjot Produksi Kedelai

Jaga Pangan di Tengah Pandemi, RI Genjot Produksi Kedelai

Abdy Febriady - detikFinance
Rabu, 22 Jul 2020 20:35 WIB
Para perajin tahu beraktivitas di pabrik pembuatan tahu yang berada di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa, (28/1/2020). Permintaan makanan olahan tersebut terus menggembirakan meski masih tergantung suplai bahan baku kedelai.
Foto: Ari Saputra
Polewali -

Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Ali Baal Masdar menggalakkan penanaman kedelai, dalam rangka mensukseskan program ketahanan pangan.

Kegiatan ditandai dengan penanaman biji kedelai oleh Gubernur Sulbar, di atas lahan pertanian warga Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu siang (22/07/20).

Selain untuk mengurangi impor kedelai, Gubernur Ali Baal berharap, program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, " Tentu kita berharap dengan adanya ini, produksi kedelai kita bisa mengurangi impor, kedua bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat " kata Ali Baal kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali Baal mengaku, pemerintah akan memberikan dukungan penuh kepada masyarakat, agar program berjalan lancar sesuai harapan.

"Benih, pupuk dan alsintan (alat mesin pertanian) semua dari pemerintah, masyarakat di sini tinggal penanam dan produksi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Untuk mensukseskan program peningkatan ketahanan pangan ini, Pemprov Sulbar menargetkan melakukan penanaman kedelai di atas lahan seluas 50 ribu hektar pada tahun 2021 mendatang.

Pada kesempatan sama, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar mengaku siap menyiapkan lahan, untuk mensukseskan program penanaman kedelai ini," di Polman bisa disiapkan lahan 35 sampai 40 ribu hektar, tapi efektifnya 17 ribu hektar " ujarnya.

Ia meminta, Pemprov Sulbar memperjelas teknis pelaksanaan program ketahanan pangan ini.

"Kalau betul memang serius, kita harus bicara teknis, karena yang penting model kerjasamanya seperti apa, karena katanya ada asuransi, tapi apa betul, jangan sampai masyarakat sudah ramai-ramai kesana, tetapi tidak terbukti, karena sudah banyak kejadian seperti itu," beber pria yang akrab disapa AIM ini.

Selain itu, Andi Ibrahim berharap agar program penanaman kedelai ini tidak merugikan pihak lain, khususnya petani.

"Perlu ada tindak lanjut, pertemuan lebih lanjut ke depan, bagaimana apa yang diinginkan investor dan pemerintah sulbar, bisa terwujud, harus kita bicarakan baik-baik, karena ini untuk kepentingan masyarakat, karena di samping sekarang kita tidak hanya memikirkan petani tetapi virus juga, jadi ke depannya tidak ada yang dirugikan," pungkasnya.




(dna/dna)

Hide Ads