Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) disoroti oleh Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, orang-orang pilihan Jokowi sudah tepat.
Tapi menurutnya yang jadi pertanyaan orang adalah kekuatan yang dimiliki oleh tim tersebut.
"Tentu orang tetap melihat secara kritis: seberapa kuat posisi tim ini. Kuat dalam pengertian otoritasnya," kata Dahlan dikutip detikcom dari situs resminya disway.id, Rabu (23/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahlan menyebut posisi Erick Thohir di tim ini cukup memadai, tapi dirinya belum melihat apakah Menteri BUMN itu akan memiliki wewenang setinggi itu. Dia juga belum tahu senjata apa yang diberikan ke Erick untuk bisa memangkas birokrasi.
Lanjut dia, di atas Erick selaku ketua masih ada ketua, lengkap dengan wakil-wakil ketua. Mereka adalah para menko ditambah beberapa menteri terkait. Selaku ketua tertinggi yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Wakilnya adalah Menko Kemaritiman dan Investasi, Menko Polhukam, Menko PMK, Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca juga: Rizal Ramli Buka-bukaan Soal Ancaman Resesi |
Dia menganalogikan kedudukan para Menko itu mirip dewan komisaris. Sedangkan Erick Thohir adalah dirutnya. Menurutnya tim ini bisa berjalan jika para menko tahu diri.
Mereka perlu mengalah dan tidak egois. Terutama tidak mudah tersinggung dan tidak mudah merasa dilangkahi.
"Tapi orang juga harus paham. Untuk bisa kerja cepat kadang harus lupa aspek menjaga perasaan. Itu yang selalu dikeluhkan orang-orang Singapura ketika masih bersama Malaysia," tambah Dahlan.
Dahlan pun menyebut Erick Thohir layaknya Perdana Menteri dalam tim ini. Lanjut ke halaman berikutnya.