Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia berhasil menekan sisi konsumsi dan investasi. Dia bilang enam sektor industri yang memiliki kontribusi besar bagi perekonomian nasional pun terkena imbasnya.
"Dampaknya, 6 sektor industri alami pelemahan, enam top sektor kontribusi 69% terhadap PDB. Dari sisi demand dan sektor konsumsi investasi terpukul berat dari awal tahun walau hari ini saya lapor mulai bergeliat. Meski ada aktivitas WFH (work from home) tetap saja kita tertekan ke bawah," kata Luhut dalam acara Investasi di tengah Pandemi secara virtual, Sabtu (25/7/2020).
Luhut mengaku pemerintah sudah memiliki strategi agar ekonomi tidak tertekan dalam. Mulai dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan hilirisasi mineral dan batubara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus hilirisasi, Luhut mengatakan sektor minerba nasional sudah masuk global supply chain dengan mengekspor produk bernilai tambah. Dia bilang ekspor produk besi dan baja tanah air meningkat drastis.
Dia mencatat, ekspor produk besi dan baja nasional sebesar US$ 7,4 miliar di 2019, dan sebesar US$ 3,2 miliar di tahun 2020. Angka itu lebih besar dibandingkan nilai ekspor raw material pada 2014.
Sedangkan pada program PEN, pemerintah menganggarkan Rp 695,2 triliun dan dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,90 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga (k/L) serta pemda sebesar Rp 106,11 triliun.
"Bantuan juga diberikan kepada masyarakat 40% ke bawah, semua lini kita cover, jangan sampai tidak ada yang tidak terbantu," ungkapnya.
"Jadi kami evaluasi situasi ekonomi akibat dampak COVID dari waktu ke waktu, melakukan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan bahwa ekonomi Indonesia tidak jatuh terpuruk akibat COVID-19," tambahnya.
Perlu diketahui, tingkat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh di level 2,84% pada kuartal I-2020 atau turun dibandingkan kuartal I-2019 yang sebesar 5,02%.
Sementara investasi, BKPM menyebut pertumbuhan investasi di Indonesia pada April hingga Juni atau kuartal II-2020 mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya dan kuartal yang sama tahun lalu.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan realisasi investasi pada kuartal II sebesar Rp 191,9 triliun. Padahal pihaknya menargetkan Rp 200 triliun lebih.
"Saya ingin menyampaikan bahwa realisasi investasi kita di triwulan dua itu kurang lebih sekitar Rp 191,9 triliun," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi yang ditayangkan di saluran YouTube BKPM, Rabu (22/7/2020).
(hek/eds)