Belasan Ritel Bangkrut dan Tutup Toko, Ini Daftarnya

Belasan Ritel Bangkrut dan Tutup Toko, Ini Daftarnya

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 27 Jul 2020 19:15 WIB
jcpenney
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Sejumlah perusahaan ritel makin terpuruk akibat pandemi virus Corona. Utang dan penurunan penjualan membuat perusahaan jatuh ke dalam jurang kebangkrutan.

Dikutip dari CNN, Senin (27/7/2020) menurut BankruptcyData.com tahun ini ada belasan hingga puluhan yang telah mengajukan kebangkrutan. Sedangkan pada 2019 ada 20 ritel yang telah menyatakan bangkrut.

Selama Juli ini tercatat sejumlah ritel terkenal menyatakan bangkrut, termasuk Lucky Brand, Brooks Brothers, Muji dan Sur La Table. Mereka dikabarkan telah menutup lebih dari seribu toko di berbagai wilayah. Berikut adalah beberapa merek yang mengumumkan penutupan toko dan kebangkrutan pada bulan Juli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NPC International

Perusahaan pemilik franchise ternama Pizza Hut dan Wendy telah nyatakan bangkrut akibat penurunan penjualan. NPC Internasional kini memiliki beban utang hampir US$ 1 miliar setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.500).

ADVERTISEMENT

Perusahaan akan menggunakan perlindungan kebangkrutan Bab 11 untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan operasi restoran untuk memenuhi kebutuhan konsumen di seluruh negeri.

Lucky Brand

Perusahaan brand denim ini mengajukan kebangkrutan pada 3 Juli. Lucky Brand akan segera menutup 13 dari sekitar 200 toko di Amerika Utara, yang sebagian besar di mal. Namun, toko online akan terus beroperasi secara normal.

Brooks Brothers

Brand pakaian pria yang telah berdiri 200 tahun yang telah mengajukan kebangkrutan pada 8 Juli, dampaknya 20% dari 250 toko di AS akan permanen di tutup. Brooks Brothers telah mengevaluasi berbagai opsi strategis, termasuk penjualan yang potensial. Juru bicara perusahaan mengatakan perusahaan berharap dapat menyelesaikan proses penjualan dalam beberapa bulan ke depan.

Sun La Table

Perusahaan penjual peralatan dapur kelas atas yang telah berdiri hampir 50 tahun mengajukan kebangkrutan pada 8 Juli. Perusahaan ini menutup sekitar setengah dari 120 toko di AS.

Muji

Ritel Jepang yang menjual dekorasi minimalis, alat tulis dan pakaian, mengajukan kebangkrutan pada 9 Juli. CEO Muji Satoshi Okazaki mengatakan perusahaan telah merasakan dampak buruk pandemi Corona dan akan menutup sebagian kecil toko di AS. Muji berencana untuk memfokuskan pada penjualan online.

RTW Retailwinds

Brand wanita, New York & Comenyatakan bangkrut pada 13 Juli. Perusahaan yang memiliki 400 toko di AS akan menutup sebagian besar tokonya. Kebangkrutan ini disebabkan menurunnya pendapatn di masa pandemi Corona. Kini RT Retailwinds berfokus pada penjualan online.

Heritage Brands

PVH Corp (PVH), yang memiliki brand ternama Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, tidak mengajukan kebangkrutan tetapi mengumumkan penutupan toko dan PHK karyawan diberbagai unit Heritage Brands pada 14 Juli. Secara total ada 162 toko yang tutup dan 12% dari 450 tenaga kerjanya terdampak PHK.

Tailored Brands

Meskipun tidak spesifik menyatakan bangkrut. Pemilik brand jas Men's Men'shouse, Jos. A. Bank, dan K&G diketahui akan menurup 500 toko di AS dari total 1.500 toko. Upaya ini dilakukan arena krisis keuangan di tengah pandemi virus Corona.

Klik halaman selanjutnya>>>

Ascena Retail Group

Pemilik Ann Taylor, LOFT, Lane Bryant dan brand pakaian wanita lainnya mengajukan kebangkrutan Kamis pekan lalu. Ascena berada dalam kesulitan keuangan bahkan sebelum pandemi Corona. Perusahaan melaporkan laba operasi positif hanya satu tahun dari lima tahun terakhir dan telah melaporkan kerugian operasi sebesar US$ 2,4 miliar (Rp 35 triliun) sejak musim panas 2014.

Pier 1 Impor

Ritel penjual peralatan rumah tangga diajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada 17 Februari dengan beban utang sebesar US$ 340,6 (Rp 4,9 triliun) juta. Pier 1 Impor berencana menjualan aset penjualan online senilai US$ 31 juta (Rp 452 miliar) ke Retail Ecommerce Ventures.

Art Van Furniture

Perusahaan peralatan rumah tangga mengajukan kebangkrutan pada 8 Maret, dengan beban utang US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun) hingga US$ 500 juta (Rp 7,2 triliun). Art Van Furniture akan menutup sebagian besar toko dari 190 tokonya di AS.

Modell's Sporting Goods

Brand olahraga ini menyatakan bangkrut pada 11 Maret, dengan beban utang US$ 1 juta (Rp 14 miliar) dan US$ 10 juta (Rp 145 miliar). Perusahaan mengatakan akan menutup semua yakni 140 toko yang tersisa.

True Religion

Merek denim True Religion mengajukan kebangkrutan pada 13 April, dengan beban utang senilai US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun) hingga US$ 500 juta (Rp 7,2 triliun). Ini kebangkrutan ketiga yang diajukan True Religion.

Perusahaan berharap keluar dari jurang kebangkrutan akhir tahun ini, setelah mengumpulkan sekitar US$ 138,5 juta (Rp 1,9 triliun) dalam bentuk utang terjamin dan US$ 44 juta (Rp 641 miliar).

Neiman Marcus

Neiman Marcus menyatakan bangkrut pada 7 Mei, mencatat beban utang lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14 triliun). Awal pekan ini, Neiman akan secara permanen menutup toko di mal Hudson Yards di New York City, termasuk penutupan dua toko di Florida dan satu di Washington.

JCPenney

J.C. Penney yang berkantor pusat di Plano, Texas, menyatakan bangkrut pada 15 Mei, yang mencatat lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) dalam liabilitas. Perusahaan telah mengumumkan lebih dari 150 penutupan toko dan PHK pada seribu pekerjanya.

GNC Holdings

Perusahaan produk kesehatan GNC Holdings menyatakan kebangkrutan pada 23 Juni, dengan beban utang lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14 triliun). Mereka mengatakan akan menutup sebanyak 1.200 dari 5.200 toko di AS.


Hide Ads