Pemerintah sudah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi menggeliatkan kembali perekonomian. Namun hingga kini bisnis hotel dan restoran masih saja terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Menurut Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani ada beberapa faktor yang menyebabkan industri tersebut tak kunjung pulih.
"Problem utama daripada menyusutnya demand yang ada itu adalah yang kami rasakan adalah karena memang penanganan COVID yang tidak optimal di awal sehingga ini juga mengakibatkan berkepanjangannya kasus positif yang terus saja naik," kata dia dalam acara Mid-Year Economic Outlook 2020 via virtual, Selasa (28/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu penyebab berikutnya karena menurunnya daya beli masyarakat akibat banyak pekerja sektor formal yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), dirumahkan, dan unpaid leave alias cuti di luar tanggungan.
"Dan berikutnya adalah kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus COVID-19 yang terus meningkat serta perubahan perilaku masyarakat," sebutnya.
Selanjutnya adalah adanya perubahan perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil riset yang dia baca bahwa perubahan perilaku masyarakat ini menggambarkan bahwa mereka memang betul-betul membatasi aktivitasnya. Sekitar 80% orang Indonesia lebih banyak tinggal di rumah.
"Dan juga lifestyle-nya juga sudah berubah, termasuk juga untuk menghemat, melakukan cutting budget dan sebagainya. Jadi perubahan perilaku ini menunjukkan juga sebetulnya pembatasan dari spending (pengeluaran) mereka," tambah Hariyadi.
Baca juga: Bisnis Dadakan Menjamur, Aku Kudu Piye? |
(toy/dna)