Jakarta -
Setelah hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah, atau tepatnya di akhir Mei 2020, demam bersepeda melanda Indonesia. Aktivitas bersepeda jadi salah satu opsi untuk berolahraga yang mendadak digemari masyarakat Indonesia di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).
Fenomena ini membuat masyarakat ramai-ramai memborong sepeda, terutama masyarakat di pusat kota. Mulai dari merek Indonesia, merek luar negeri, harga murah, sampai harga puluhan juta rupiah pun disasar masyarakat yang mau ikut demam bersepeda.
Salah satu sepeda yang tengah diincar orang Indonesia ialah merek Brompton buatan Inggris. Berikut 3 fakta seputar fenomena orang RI borong Brompton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ramai di Twitter, Orang RI Borong Brompton
Sempat viral di media sosial orang Indonesia disebut ramai-ramai borong sepeda Brompton di luar negeri. Dari cuitan akun Twitter @kismin666oys, terlihat tangkapan layar menyebut sepeda Brompton ludes diborong di toko-toko sepeda Jerman.
"Beli Brompton online di semua toko di Jerman ditutup. Karena banyak orang +62 yang borong," tulis keterangan dalam foto yang diunggah akun @kismin666oys, dilihat detikcom pada Selasa (28/7/2020).
Akun ini juga mengunggah sebuah tangkapan layar mengenai curhatan orang asing di media sosial. Orang itu curhat terheran-heran mengenai apa yang terjadi di Indonesia.
Pasalnya, menurut dia banyak orang Indonesia saat ini sedang berburu Brompton ke seluruh belahan dunia, termasuk di negara tempat tinggalnya.
"Apakah di sini ada orang Indonesia? Aku penasaran dengan apa yang terjadi di negaramu? Kenapa kalian mencoba memborong setiap Brompton dari banyak negara di dunia dan membayar dengan harga yang gila? Apakah kalian tidak keberatan membagikan beberapa cerita dari sana," bunyi kutipan curhatan orang asing tersebut.
2. Orang RI Beli Brompton Online Rp 58 Juta
Orang asing yang curhat di media sosial itu mengaku tidak keberatan dengan gerakan borong Brompton ini. Bahkan hal ini menguntungkan untuknya, dia bercerita, sepeda Brompton Explore-nya sendiri baru saja laku terjual US$ 4 ribu atau sekitar Rp 58 juta (dalam kurs Rp 14.500).
Dia juga bercerita kenalannya sedang mencari 15 sepedaBrompton baru untuk diboyong ke Indonesia. Demi uang, semua tak masalah untuknya.
3. Ekonom Nilai Demam Borong Brompton Tak Tepat Saat Pandemi
Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyoroti fenomena ini sangatlah tidak pas di tengah pandemi Corona yang belum surutnya menghantam Indonesia. Di satu sisi orang kaya bisa bersenang-senang memenuhi gengsinya membeli Brompton, namun di sisi lain banyak orang yang makin sulit hidupnya di tengah pandemi.
"Fenomena ini memang biasa saja, cuma tidak pas di tengah pandemi. Di tengah pandemi ini sebagian masyarakat lagi kehilangan pekerjaan, pendapatan, banyak yang kena PHK nggak dapat income. Sementara di sisi lain ada orang belanja untuk main-main, harganya gila-gilaan," kata Piter kepada detikcom, Selasa (28/7/2020).
Kejadian ini menurut Piter menjadikan jurang kesenjangan sosial makin melebar dan nyata terlihat. "Fenomena ketidakmerataan ini jadi makin terasa, dan lebih lebar di wabah COVID ini," ujarnya.
Sementara itu, kalau dilihat dari manajemen keuangan, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan kalau niatnya membeli barang, dalam hal ini Brompton cuma karena demi gengsi dan mengikuti tren disebut kurang tepat.
"Kalau cuma buat ikuti tren aja, hitung-hitungan perencana keuangan sih ya nggak tepat. Kalau cuma 3 bulan tren nggak sepedaan lagi ya belum tentu worth it," kata Andy kepada detikcom.
Namun, Andy mengatakan semua kembali lagi ke kondisi keuangan setiap orang. Dia menekankan dalam menata keuangan setiap orang harus mampu mengukur kemampuannya. Dalam kasus membeli Brompton, bila mampu tidak masalah membelinya, namun jangan memaksakan diri.
"Jadi harus mampu ukur kemampuan ya. Memang tergantung dari kondisi tiap orang, misalnya mereka eksekutif di perusahaan besar gaji Rp 100 juta lebih belum sama bonus dan lain-lain dan cadangan tabungan banyak mereka mau keluar dana begitu banyak nggak masalah," papar Andy.
"Tapi jadi nggak wajar, itu misalnya ada orang yang memaksa beli dengan gaji yang nggak besar, sampai mau cicil segala," lanjutnya.
Simak Video "Video: Melihat Bike Rack Stasiun MRT Jaksel saat Heboh Sepeda Warga Hilang Dicuri"
[Gambas:Video 20detik]